Misalnya untuk tahun ini, setidaknya kami menargetkan sebanyak 120 ribu bibit tanaman pangan dan hortikultura.

Loa Janan, Kaltim (ANTARA) - Dinas Pangan, Tanaman Pangan, dan Hortikultura Provinsi Kalimantan Timur (DPTPH Kaltim) melalui Unit Balai Benih Induk Tanaman Pangan dan Hortikultura (BBITPH), memproduksi ratusan ribu bibit tanaman untuk mencukupi kebutuhan pangan.

"Misalnya untuk tahun ini, setidaknya kami menargetkan sebanyak 120 ribu bibit tanaman pangan dan hortikultura. Sampai Juni ini sudah tercapai 50 persen dari target," kata Kepala Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) BBITPH Kaltim Devis Hendra, di Loa Janan, Kaltim, Rabu.

Dalam proses pembibitan ini, pihaknya melakukan perbanyakan benih terlebih dulu, setelah semuanya siap, dilanjutkan dengan pembibitan dengan sistem okulasi dan sambung pucuk.

Ada pula sistem cangkok dari pohon dewasa yang telah berbuah dan unggul, sedangkan khusus untuk pisang, dilakukan dengan sistem kultur jaringan agar bibit berkualitas dan cepat berbuah.
Baca juga: Samarinda siapkan 2.200 bibit pohon refleksi akhir tahun

Berbagai jenis tanaman buah yang dibibitkan di UPTD BBITPH, antara lain durian berbagai varietas, lai krayan, rambutan, kelengkeng, jambu air, jambu kristal, dan pisang kepok gerecek.

"Rincian target pada 2024 yang sebanyak 120 ribu itu, yakni untuk durian sebanyak 25 ribu bibit, kelengkeng 2 ribu, rambutan binjai seribu, jambu kristal seribu, jambu air seribu, dan pisang kepok gerecek sebanyak 90 ribu bibit," katanya lagi.

Untuk pisang kepok gerecek paling banyak melayani permintaan dari Kabupaten Kutai Timur, hanya sebagian kecil dari kabupaten/kota lain. Ini karena pisang dari Kutai Timur sudah diekspor ke berbagai negara seperti Singapura, Amerika Serikat, Pakistan, Malaysia, dan ke Iran.

Ia melanjutkan, harga bibit tanaman keras seperti durian dan lainnya pihaknya jual dengan harga paling rendah antara Rp25 ribu hingga Rp35 per batang, bisa lebih tinggi, tergantung pada tinggi bibit, karena semakin tinggi, maka biaya pemeliharaan tentu lebih mahal dan waktu yang dibutuhkan untuk memelihara juga lebih lama.

"Berdasarkan pengalaman selama ini, pihak yang membeli bibit antara lain melalui proyek pengadaan bibit oleh pemerintah, proyek desa, dan proyek pengadaan bibit oleh perusahaan. Dari masyarakat juga ada, tapi hanya sebagian kecil," ujar Devis pula.
Baca juga: Balai benih induk Kaltim diharap bisa suplai bibit se- Kalimantan
Baca juga: Persemaian IKN siapkan 2,5 juta bibit gratis untuk warga

Pewarta: M.Ghofar
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2024