Ini darurat kekeringan, jadi semua alsintan dengan sistem brigade untuk selamatkan padi yang berpotensi mengalami kekeringan.
Kupang (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), menyalurkan bantuan alat pertanian (alsintan) dari Kementerian Pertanian kepada kelompok tani untuk mengatasi kekeringan yang terjadi di musim kemarau saat ini.
"Ini darurat kekeringan, jadi semua alsintan dengan sistem brigade untuk selamatkan padi yang berpotensi mengalami kekeringan," kata Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Sumba Timur Nico Pandarangga ketika dihubungi dari Kupang, Rabu.
Ia menerangkan bantuan dari Kementerian Pertanian berupa 36 unit pompa air, 20 unit bahan bakar solar, 16 unit bensin, serta traktor roda empat sebanyak 10 unit.
Baca juga: Pemkab Kulon Progo salurkan alsintan tingkatkan indeks pertanaman padi
Bantuan tersebut bersifat brigade yakni sistem peminjaman ke kelompok tani selama ada pertanaman. Sistem peminjaman alsintan ini pun dikoordinir oleh Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Sumba Timur melalui Kepala Balai Penyuluh Pertanian (BPP) di kecamatan.
"Setelah selesai, dipinjamkan lagi ke kelompok tani lain khusus tanaman padi yang ada sumber air terdekat," ucapnya.
Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Sumba Timur telah menyalurkan sebanyak 14 unit pompa air untuk membantu petani di Kecamatan Lewa, Nggaha Ori Angu, Pahunga Lodu, Wulla Waijelu, Kanatang, Karera, Pinupahar, dan Matawai Lapawu. Luasan lahan pertanian yang bisa dimanfaatkan untuk satu unit pompa air yakni lima hektare.
Dengan bantuan itu, Nico berharap petani bisa saling bekerja sama dan membantu satu sama lain untuk mendukung aktivitas pertanian saat ini.
Apabila alat telah selesai digunakan, ia berharap petani bisa meminjamkan ke anggota kelompok lain untuk dimanfaatkan secara bersama-sama.
Baca juga: Kemenko sebut plafon pembiayaan alsintan tahun ini Rp107 miliar
Nico juga meminta para petani untuk menjaga dan memelihara alsintan tersebut agar tidak rusak.
"Harus jaga pompa agar tidak cepat rusak, bisa berkelanjutan, dan dipakai oleh teman yang lainnya," katanya.
Pewarta: Fransiska Mariana Nuka
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2024