Singapura (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan, Indonesia pasca 2010 siap bersaing dengan para raksasa baru ekonomi Asia, seperti India, dan China, yang selama ini pertumbuhan ekonominya mengalami "over heat". Indonesia masih mempunyai peluang untuk meningkatkan kegairahan ekonomi guna bersaing dengan India dan China. Indonesia, secara cerdas akan memanfaatkan kerja sama dengan prinsip saling menguntungkan di sektor perdagangan, investasi, dan lain-lain, kata Yudhoyono di hadapan ratusan pengusaha pada forum bisnis internasional di Singapura, Senin. "Tingkat pertumbuhan perdagangan kita dengan China melonjak cukup berarti akhir-akhir ini. Di satu sisi, mereka pesaing tapi di sisi lain, mereka itu mitra, katanya. Menurut dia, Indonesia sebagai negara yang masih mempunyai daya tarik investasi manca negara menargetkan pertumbuhan ekonomi di atas enam persen tahun ini. Dalam forum bertajuk "Going For The Green", yang digagas majalah ekonomi berpengaruh global, Forbes, juga dihadiri oleh Menteri Koordinator Bidang Ekonomi, Boediono, Menteri Koordinator Bidang Politik, Keamanan, dan Hukum, Widodo A Sutjipto, Menteri Pertahanan, Juwono Sudarsono, Menteri Perdagangan, Mari E Pangestu, Menteri Ketenagakerjaan, Erman Suparno, Menteri Perindustrian, Fahmi Idris, dan Kepala BKPM, Muhammad Luthfie. Yudhoyono, oleh panitia, diberikan waktu sekitar 15 menit untuk menyatakan buah pikirannya tentang prospek perekonomian serta proyeksi Indonesia pada skala waktu jangka dekat, menengah, dan panjang. Dalam konferensi bisnis selama dua hari bertema "Forbes Global Conference" mendapat pencerahan serta dialog cerdas dan visioner oleh para pembicara kelas dunia, di antaranya penasehat pribadi mantan Presiden Ronald Reagan, Professor Steve Hanke, dan Perdana Menteri Singapura, Lee Hsien Loong, menyimak setiap perkataan YUdhoyono. CEO dan President serta Editor-in-Chief majalah Forbes, Steven Forbes, juga mengadakan dialog dengan Yudhoyono mengenai masalah ekonomi dan perbaikan taraf hidup masyarakat. Menurut Forbes, di tengah iklim persaingan dan komitmen kegairahan ekonomi dunia dan kawasan saat ini, Indonesia masih dilihat sebagai negara yang cukup menjanjikan. Saat memandu dialog itu, Forbes juga menyoroti upaya pemerintah dalam pemberantasan korupsi karena masalah ini secara langsung mempengaruhi investor untuk menanamkan modalnya di Indonesia. Hal itu dijawab Yudhoyono dengan mengatakan bahwa pemerintahannya sangat berkomitmen untuk menciptakan iklim nyaman bagi para investor sehingga mereka bisa mendapat keuntungan yang baik. Itulah, katanya, sebabnya Indonesia harus mampu membuat kebijakan tepat soal itu, sehingga revisi banyak undang-undang, kebijakan, dan regulasi terkait dilakukan. "Kami juga sedang giat-giatnya menyatakan kepada para pemimpin bisnis bahwa kami sangat serius soal kepastian hukum, regulasi lokal, perubahan sistem pemerintahan, tiada lagi pertentangan antara regulasi pusat dan daerah. tidak kalah penting, kami mengubah kondisi perburuhan," katanya. Menyinggung masalah perpajakan, katanya, pemerintahannya memiliki komitmen sangat kuat untuk menurunkan tingkat pajak. "Kami meluaskan basis pajak guna menurunkan tingkat pajak itu. Dalam RUU perpajakan kami, direncanakan menurunkan pajak dari 30 persen menjadi 25 persen pada 2010," katanya.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006