“Sekolah belum dimulai saja sudah ada kegiatan dengan orang tua. Ini menandakan bahwa orang tua memang harus terlibat bahkan sebelum anak itu betul betul menginjakkan kakinya di sekolah,” katanya dalam Webinar Selasa SERU Kemendikbudristek di Jakarta, Selasa.
Weny mencontohkan, salah satu cara yang bisa dilakukan orang tua adalah dengan memperkenalkan dahulu mengenai lingkungan sekolah baru sebelum anak mengikuti MPLS.
Selain itu, orang tua juga perlu mulai membiasakan pengaturan waktu dan jadwal yang baru bagi anak karena akan berbeda ketika mereka belum sekolah dan sudah bersekolah.
Pembiasaan tersebut termasuk mengenai waktu tidur baik pagi, siang, atau malam serta waktu makan terutama untuk sarapan bagi anak.
Kemudian, orang tua juga harus mampu menceritakan hal-hal yang menyenangkan mengenai sekolah itu kepada anak seperti akan adanya teman baru hingga mainan baru.
Menurut Weny, upaya-upaya tersebut dapat membentuk pemikiran pada anak bahwa sekolah itu menyenangkan sehingga mereka akan semangat mengikuti pembelajaran.
“Betul-betul mereka (anak) kan tidak tahu apa-apa, cemas, tidak suka lingkungan yang baru, tidak tahu harus bagaimana, mungkin saja ada rasa gelisah. Ini penting sekali orang tua untuk mendampingi,” katanya.
Tidak hanya orang tua, Weny menambahkan, guru pun harus mampu menelaah karakteristik setiap orang tua siswa yang akan masuk ke PAUD agar bisa membangun kerja sama yang baik dengan sekolah.
“Jadi mungkin nanti ada baiknya juga pihak sekolah Mengingatkan kembali bahwa penting sekali MPLS dan penting sekali keterlibatan serta pendampingan orang tua,” katanya.
Baca juga: Psikolog paparkan taman bermain ideal untuk dukung tumbuh kembang anak
Baca juga: Psikolog: Orang tua perlu bebas dari gawai saat bermain dengan anak
Pewarta: Astrid Faidlatul Habibah
Editor: Riza Mulyadi
Copyright © ANTARA 2024