Jakarta (ANTARA News) - Status ibu kota dari siaga darurat menjadi tanggap darurat banjir menunggu keputusan dari Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi).
"Kondisi banjir di Jakarta pada tahun ini hampir menyerupai peristiwa banjir pada 2013. Kami usul kepada Gubernur agar menaikkan status kondisi ibu kota saat ini," kata Pelaksana Tugas (Plt) Sekretaris Daerah (Sekda) DKI Wiriyatmoko dalam konferensi pers di Balai Kota, Jakarta Pusat, Minggu.
Berdasarkan data dari BPBD DKI, banjir yang terjadi di Kota Jakarta saat ini telah merendam sekitar 17,40 persen dari total wilayah, sedangkan saat banjir tahun lalu mencapai 17,73 persen.
"Kondisi ini sudah mendekati situasi banjir tahun lalu. Apalagi, ditambah dengan terganggunya roda perekonomian, seperti banjir yang merendam Stasiun Tanah Abang, sehingga mengganggu aktivitas perekonomian masyarakat," kata Wiriyatmoko.
Selain itu, dia menuturkan berdasarkan perkiraan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), curah hujan dengan intensitas tinggi masih akan mengguyur Jakarta hingga beberapa hari kedepan.
"Melihat kondisi tersebut, kiranya Gubernur perlu mempersiapkan Surat Keputusan (SK) terkait perubahan status dari siaga darurat menjadi tanggap darurat. Terlebih, sudah mengganggu kegiatan perekonomian," tutur Wiriyatmoko.
Saat banjir melanda ibu kota tahun lalu, genangan terdapat di 124 kelurahan dan 508 RW. Saat ini banjir terjadi di 89 kelurahan dan 371 RW.
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2014