Denpasar (ANTARA News) - Ikan hias hidup hasil tangkapan nelayan Bali yang dipasarkan ke mancanegara mampu meraup devisa sebesar 2,77 juta dolar AS dalam kurun waktu Januari--Oktober 2013.
"Perolehan devisa itu meningkat sebesar 55,88 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang hanya seharga 1,78 juta dolar AS," Kepala Biro Humas Pemerintah Provinsi Bali I Ketut Teneng di Denpasar, Minggu.
Ia mengatakan bahwa peningkatan yang signifikan itu juga menyangkut volume dari 1,13 juta ekor dalam kurun waktu sepuluh bulan tahun 2012 menjadi 1,52 juta ekor pada periode yang sama tahun 2013.
Nelayan di sejumlah pantai di Bali, terutama di pesisir utara Bali melakukan penangkapan aneka jenis ikan hias secara tradisional, menghindari sedini mungkin penggunaan bahan peledak.
Demikian pula, petani di Tulamben, Kabupaten Karangasem maupun Nusa Penida, Kabupaten Klungkung melakukan hal yang sama yang hasilnya ditampung para pengepul untuk diekspor.
"Para pengepul maupun eksporter ikan hias di Bali juga menerima mata dagangan serupa dari sejumlah daerah di Indonesia sehingga mata dagangan ikan hias itu terus meningkat," tutur Ketut Teneng.
Para nelayan sepanjang perairan pantai Kabupaten Buleleng yang sehari-hari menangkap ikan hias, kini mulai merintis pengembangan budi daya terumbu karang buatan.
Bunga-bunga terumbu yang baru tumbuh juga bisa dijadikan sebagai mata dagangan ekspor untuk kelengkapan akuarium konsumen mancanegara sehingga mampu meningkatkan perolehan ekspor nonmigas.
Ekspor ikan hias hidup merupakan salah satu dari sebelas mata dagangan hasil perikanan dan kelautan yang berhasil menembus pasaran luar negeri, tutur Ketut Teneng.
Meskipun ekspor ikan hidup terus meningkat, kata dia, perannya masih relatif kecil, yakni sebesar 0,70 persen dari total ekspor Bali secara keseluruhan yang mencapai 398,75 juta dolar AS.
Sementara itu, sektor perikanan dan kelautan Bali mampu menyumbangkan devisa sebesar 94,05 juta dolar AS atau sebesar 9,40 persen dari total ekspor Bali, tutur Ketut Teneng.
Pewarta: I K. Sutika
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2014