Jakarta (ANTARA News) - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofiska (BMKG) mencatat siklon tropis atau badai tropis Lingling dengan kategori satu tumbuh di utara wilayah Indonesia.
Laman BMKG yang dipantau di Jakarta, Minggu, menyebutkan badai tropis yang tumbuh di wilayah Filipina merupakan badai tropis yang tidak lazim dan untuk kali pertama tumbuh di utara wilayah Indonesia.
Data kejadian badai tropis sejak 1977 hingga 2012 tercatat 10 kali kejadian badai tropis yang tumbuh di utara wilayah Indonesia dengan kemungkinan tumbuh sekitar 0,28 persen.
Badai Tropis Lingling tumbuh sejak Sabtu (18/1) pukul 07.00 WIB disekitar Perairan timur Filipina, sekitar 9.5LU, 126.7BT atau sekitar 700 kilometer sebelah utara timur laut Tahuna dengan kekuatan angin 65 km/jam dan hampir tidak bergerak.
Meskipun badai tropis Lingling dekat dengan wilayah Sulawesi utara, namun badai tersebut tidak akan melintasi wilayah Manado atau wilayah Indonesia lainnya.
Dilihat dari perumbuhan dan sebaran awan hujan menunjukan bahwa dampak dari badai tropis tersebut tidak banyak mempengaruhi pola cuaca di wilayah Manado dan wilayah Indonesia bagian utara lainnya.
Hal ini karena wilayah Manado menjadi daerah beraian angin (divergensi), sebagai akibat dari beraian angin tersebut maka akan menghambat pertumbuhan awan-awan hujan sehingga hujan lebat kecil kemungkinan akan terjadi.
Dampak yang pasti terjadi yaitu adanya peningkatan kecepatan angin dan gelombang laut dengan ketinggian 3-4 meter berpeluang terjadi di wilayah Laut Sulawesi, Perairan Utara Halmahera, Perairan Kepulauan Sangihe dan Kepulauan Talaud, Perairan Bitung - Manado, dan Samudera Pasifik sebelah utara Halmahera.
Gelombang laut dengan ketinggian 4-6 meter berpeluang terjadi di wilayah Laut Sulu dan Perairan Timur Filipina.
Sementara bibit badai tropsi yang tumbuh di sekitar laut Arafuru atau sekitar utara Darwin tidak berkembang menjadi badai, sebagai penggantinya muncul badai tropis "June" disekitar New Caledonia atau sebelah selatan Negara Fiji.
Badai tropis June dengan kekuatan angin sekitar 40 kt atau 78 km/jam, arah geraknya menuju New Zealand.
Dilihat dari arah pergerakannya, badai tropis tersebut sudah dipastikan tidak akan menuju wilayah Indonesia dan tidak mengakibatkan terjadi hujan lebat maupun angin kencang di wilayah Indonesia.
Pewarta: Desi Purnamawati
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2014