"Pemerintah, sektor swasta, lembaga akademis, dan masyarakat sipil harus saling bahu-membahu dalam merumuskan dan mengimplementasikan solusi yang inovatif," katanya di Jakarta, Selasa.
Badrun menilai sektor transportasi publik di Indonesia masih menghadapi berbagai tantangan mulai dari infrastruktur yang belum memadai, efisiensi hingga sistem integrasi layanan.
Baca juga: BRIN: Transportasi publik cerminan nilai sosial dan ekonomi negara
"Dalam era perubahan iklim seperti sekarang, pengembangan sistem transportasi harus juga mengedepankan aspek ramah lingkungan," ujarnya.
Di Indonesia, kata dia, sistem transportasi yang terintegrasi tidak hanya menjamin kelancaran dari suatu moda transportasi, tetapi juga memastikan bahwa keterjangkauan dan kenyamanan bagi pengguna.
Baca juga: BRIN: Transportasi massal berkelanjutan solusi atasi polusi udara
Baca juga: BRIN: Transportasi massal berkelanjutan solusi atasi polusi udara
"Integrasi sistem harus dirancang dengan memperhatikan kebutuhan spesifik dari berbagai kelompok masyarakat rentan, seperti penyandang disabilitas, orang lanjut usia, anak-anak, dan ibu hamil," katanya.
Badrun mengatakan dalam konteks humanisasi transportasi publik harus dipastikan setiap kebijakan dan implementasi layanan dapat menjangkau dan memberi manfaat secara adil kepada semua elemen masyarakat.
Baca juga: Integrasi transportasi tingkatkan nilai sosial masyarakat
Baca juga: Integrasi transportasi tingkatkan nilai sosial masyarakat
"Ini berarti bahwa tidak hanya fokus kepada pembangunan fisik saja, tetapi juga pada peningkatan kualitas pelayanan dan pengalaman penggunaan," ujarnya.
Pewarta: Sugiharto Purnama
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2024