Brussel (ANTARA) - Perdana Menteri (PM) Belgia Alexander De Croo mengajukan pengunduran diri kolektif dari pemerintahannya kepada Raja Philippe pada Senin (10/6).

Raja Philippe menerima pengunduran diri tersebut dan meminta De Croo untuk tetap menangani urusan-urusan yang ada saat ini sampai pemerintahan baru terbentuk. Sang raja diperkirakan akan berkonsultasi dengan sejumlah tokoh politik untuk memulai proses pembentukan pemerintahan federal.

Raja Philippe pada Senin menyambut para pemimpin partai-partai terbesar, yang terpilih dalam pemilihan umum (pemilu) pada Minggu (9/10). Para pemimpin tersebut akan mengunjungi sang raja berdasarkan urutan jumlah kursi yang dimenangkan partai mereka di Parlemen dalam pemilu.

Lebih dari 8,35 juta orang di Belgia mendatangi tempat pemungutan suara pada Minggu (9/6) untuk memberikan suara dalam pemilu federal, regional, dan Eropa.

Hasil resmi yang diumumkan oleh Kementerian Dalam Negeri Belgia menunjukkan bahwa koalisi pemerintahan tujuh partai yang dipimpin oleh De Croo mempertahankan mayoritas tipis dengan 76 dari 150 kursi di Parlemen Federal, meski partai De Croo (VLD Terbuka) kehilangan sejumlah kursi, turun dari 12 menjadi tujuh

New Flemish Alliance (N-VA) mempertahankan posisinya sebagai partai terbesar di parlemen federal dengan 24 kursi. Partai sayap kanan ekstrem, Vlaams Belang, dan Gerakan Reformis masing-masing memperoleh 20 kursi.

Karena fragmentasi suara dan perbedaan ekonomi, sosial, dan administratif antara berbagai wilayah dan komunitas linguistik, pembentukan pemerintahan federal di Belgia diperkirakan akan menjadi sebuah tantangan. Belgia sebelumnya mencatat rekor 541 hari tanpa pemerintahan antara 2010 dan 2011.

Pewarta: Xinhua
Editor: Imam Budilaksono
Copyright © ANTARA 2024