Kami berupaya meningkatkan pelindungan bagi pekerja migran Indonesia melalui kerja sama bilateral yang lebih kuat dengan negara-negara tujuan

Jakarta (ANTARA) - Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) RI menyampaikan komitmen untuk meningkatkan tata kelola migrasi internasional yang aman dan teratur dalam forum yang diselenggarakan oleh International Organization for Migration (IOM).

Menurut keterangan yang diterima di Jakarta, Senin, Wakil Menteri Ketenagakerjaan (Wamenaker) Afriansyah Noor menyatakan Indonesia sebagai anggota Global Compact for Safe, Orderly, and Regular Migration (GCM), berkomitmen mendukung upaya global dalam meningkatkan tata kelola migrasi internasional.

"Indonesia berkomitmen untuk memperkuat kebijakan di tingkat nasional, regional, dan global yang mendukung migrasi aman dan teratur," kata Wamenaker Afriansyah dalam forum yang diselenggarakan di Jenewa, Swiss, pada hari ini.

Dia memaparkan berbagai langkah nyata yang telah diambil Indonesia, mulai dari di tingkat nasional dengan membentuk layanan rekrutmen terintegrasi bertujuan mengurangi biaya migrasi dan mencegah praktik penyelundupan manusia serta perdagangan manusia.

Indonesia juga menginisiasi program Desa Migran Produktif (Desmigratif) yang merupakan kolaborasi antara pemerintah daerah, komunitas lokal, organisasi masyarakat sipil, dan donor. Program itu menyediakan informasi tentang migrasi yang aman, pengolahan dokumen, penyelesaian keluhan, pemberdayaan ekonomi, dan manajemen data bagi pekerja migran dan keluarganya.

Dia menambahkan di tingkat bilateral, Indonesia terus mengupayakan perbaikan mekanisme perlindungan melalui perjanjian dengan negara-negara tujuan migran.

"Kami berupaya meningkatkan pelindungan bagi pekerja migran Indonesia melalui kerja sama bilateral yang lebih kuat dengan negara-negara tujuan," katanya.

Pada tingkat regional, Afriansyah menyoroti peran Indonesia dalam ASEAN, yang pada 2017 mengadopsi Konsensus ASEAN tentang Perlindungan dan Promosi Hak-Hak Pekerja Migran.

Indonesia juga berkolaborasi dengan IOM untuk memajukan agenda regional yang bertujuan melindungi pekerja migran di sektor darat dan laut.

Di tingkat global, Indonesia berkomitmen pada Konvensi Internasional tentang Pelindungan Hak-Hak Semua Pekerja Migran dan Anggota Keluarganya (ICRMW) serta GCM.

Wamenaker menyampaikan bahwa Indonesia terus mendorong ratifikasi universal terhadap perjanjian-perjanjian ini untuk meningkatkan komitmen global dalam melindungi pekerja migran dan keluarganya.

Di saat bersamaan, dia mengakui tantangan yang akan dihadapi di masa depan termasuk dampak otomatisasi dan teknologi, upaya memastikan upah yang adil dan kondisi kerja yang layak bagi pekerja migran, serta menangani migrasi yang tidak teratur.

"Perubahan iklim dan pascapandemi juga akan mempengaruhi pola migrasi di masa depan, namun melalui dialog konstruktif dan kolaborasi antar pemangku kepentingan, kami optimis tantangan ini dapat diatasi," kata Afriansyah Noor.
Baca juga: IOM Indonesia dianugerahi Penghargaan Hasan Wirajuda Pelindungan WNI
Baca juga: UNHCR tegaskan bantu pemerintah terkait pengungsi Rohingya di Aceh
Baca juga: UNHCR: Pelarian Rohingya dari Aceh bisa mengarah ke penyelundup

Pewarta: Prisca Triferna Violleta
Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2024