Beberapa negara dengan tren ekonomi yang baik membutuhkan produk-produk ekspor dari Jawa Timur yang sebelumnya mereka beli dari negara lain
Jakarta (ANTARA) - Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) berfokus meningkatkan daya saing para eksportir di Jawa Timur (Jatim), salah satunya melalui "LPEI Export Forum 2024” di Surabaya.
Forum dengan tema "Bedah Pasar Ekspor Produk Unggulan Jawa Timur" tersebut diselenggarakan LPEI bekerja sama dengan DJPPR Kementerian Keuangan, Bea Cukai Jawa Timur, dan Disperindag Provinsi Jawa Timur.
"Jawa Timur saat ini memiliki lebih dari 2.500 eksportir yang memasarkan produknya ke 200 negara, termasuk Amerika Serikat, Jepang, Swiss, Singapura dan Tiongkok. Angka kontribusi ini tentu hasil kolaborasi solid antara kementerian, lembaga, pelaku usaha, serta seluruh elemen ekosistem ekspor Jawa Timur," kata Chief of Region LPEI Anton Herdianto dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Senin.
Pesatnya pertumbuhan ekonomi dan nilai ekspor Jawa Timur menempatkan provinsi itu dalam posisi strategis bagi perekonomian nasional.
Jawa Timur berkontribusi sebesar 14,46 persen terhadap produk domestik bruto (PDB) Indonesia dan memberikan sumbangsih sebesar 25,07 persen terhadap produk domestik regional bruto (PDRB) Pulau Jawa.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Jawa Timur yang meyakinkan sebesar 4,81 persen (yoy) pada triwulan I 2024.
Nilai ekspor Jawa Timur pada Maret 2024 mengalami peningkatan sebesar 39,10 persen dibandingkan Februari 2024, dengan total nilai mencapai 2,51 miliar dolar AS.
LPEI Export Forum mendiskusikan berbagai isu terkait ekspor, dengan fokus pada perkembangan dan prospek ekspor Jawa Timur ke depan, serta paparan program pemerintah dan produk LPEI untuk mendukung para eksportir, termasuk program penugasan khusus ekspor (PKE) seperti PKE Trade Finance, PKE Kawasan, serta PKE Farmasi dan Alat Kesehatan.
Kepala Dinas Perindustrian & Perdagangan Jawa Timur Iwan menjelaskan Jawa Timur memiliki potensi besar di berbagai sektor, terutama pertanian, perkebunan, dan perikanan.
Selama ini, pasar ekspor Jawa Timur utama adalah Tiongkok, Amerika Serikat, dan Jepang, namun masih banyak peluang ekspor di negara-negara lain.
Untuk itu, diperlukan sinergi bersama antara pemerintah, pelaku usaha dan mitra strategis ekspor lainnya untuk menjadikan Jawa Timur sebagai pusat ekspor komoditas unggulan di mancanegara.
"Peningkatan ekspor merupakan kunci untuk mendorong perekonomian. Jawa Timur adalah provinsi kedua dengan nilai ekspor terbesar di Indonesia setelah Jawa Barat. Ekspor komoditas unggulan membantu pelaku usaha untuk tumbuh, meningkatkan pendapatan daerah, menghasilkan devisa bagi negara, serta memperkuat posisi Jawa Timur sebagai salah satu pilar ekonomi nasional," jelas Iwan.
Menanggapi hal tersebut, Anton Herdianto menyatakan LPEI hadir untuk memberikan dukungan kepada eksportir dalam bentuk pembiayaan, penjaminan, asuransi, dan jasa konsultasi.
Hal itu dilakukan dengan proaktif menjemput bola untuk memberikan solusi yang tepat dan memenuhi harapan para eksportir.
"Dalam forum ini, para peserta dibekali dengan berbagai edukasi dan informasi mengenai fasilitas dan dukungan dari LPEI dan Pemerintah Provinsi Jawa Timur. Ini mencakup program pelatihan dan pengembangan kapasitas, tren dan peluang perluasan akses pasar, serta akses fasilitas pembiayaan untuk membantu para eksportir meningkatkan kapasitas bisnisnya," tutur Anton.
Pada kesempatan yang sama, Market Intelligence & Leads Management Chief Specialist LPEI Rini Satriani memberikan pandangan bahwa pertumbuhan ekspor Jawa Timur diperkirakan tetap stabil hingga 2025.
Melemahnya ekspor ke negara-negara tradisional seperti Amerika Serikat, Jepang, dan Tiongkok, terkompensasi oleh kenaikan ekspor ke Asia Tenggara dan Timur Tengah.
"Beberapa negara dengan tren ekonomi yang baik membutuhkan produk-produk ekspor dari Jawa Timur yang sebelumnya mereka beli dari negara lain. Peningkatan akses pasar menjadi kunci, dan business matching dapat menjadi salah satu solusi untuk meningkatkan transaksi ekspor dari Jawa Timur," jelas Rini.
Baca juga: LPEI luncurkan Credit Reviewer Development Program (CRDP)
Baca juga: Dorong ekspor nasional, LPEI resmikan Desa Devisa Gula Aren Maros
Baca juga: LPEI buka akses pasar ribuan produk UKM ke Kanada
Pewarta: Bayu Saputra
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2024