Denpasar, (ANTARA News) - Pasar swalayan menjadi sumber sampah plastik di masyarakat mengingat penggunaan kantong plastik untuk alat pembungkus belanjaan para konsumennya.
"Pola tersebut lambat laun tanpa disadari dapat mencemari lingkungannya sendiri," kata Ketua Sekretariat Kerja Pengendalian dan Pelestarian Lingkungan Hidup (SKPPLH) Bali, DR Made Mangku di Denpasar, Senin (4/9).
Di sela-sela acara pencanangan "Gerakan Pengurangan Sampah" itu, ia mengatakan, pola dari masyarakat konsumtif diperkotaan seperti Denpasar, yang sebagian besar menggunakan plastik sebagai alat pembungkus, sehingga semakin besar pula sampah yang dihasilkan.
"Sampah plastik tidak dapat diuraikan oleh mikroba tanah, sehingga sampah plastik akan menyebabkan kerusakan struktur tanah. Tanah-tanah tersebut akan kering dan tanaman disekitarnya akan mati,"ucapnya.
Karena itu, untuk mencegah kerusakan yang diakibatkan oleh sampah plastik tersebut, masyarakat hendaknya menumbuhkan kesadaran terhadap lingkungan sendiri, yakni dengan cara memisahkan antara sampah plastik dan sampah alami.
Disinggung mengenai pencanangan gerakan pengurangan sampah oleh pemerintah, Made Mangku mengatakan, dirinya pesimis terwujud untuk bebas dari sampah plastik sebagai penyebab kerusakan ekosistem.
"Banyak sekali program-program pemerintah terkait dengan lingkungan hanya slogan saja, dicontohkan dengan bebas polusi udara dari asap kendaraan diesel. Tapi kenyataannya masih banyak kendaraan atau pabrik-pabrik yang menggunakan bahan solar," ujar Mangku.
Dikatakan, kalau semua program yang dicanangkan agar berjalan efektif dan berhasil, seperti program bebas sampah plastik, tentu harus kerja keras.
Pemerintah sendiri harus berani tegas terhadap produsen dan memberikan kuota dengan jumlah terbatas memproduksinya.(*)
Copyright © ANTARA 2006