Sedikitnya 14 orang tewas, yang terdiri dari warga asing dan orang Afghanistan. Satu penyerang bunuh diri meledakkan dirinya di luar restoran dan dua lain menerobos masuk dan membunuhi orang."

Kabul (ANTARA News) - Sedikitnya 14 orang, termasuk sejumlah warga asing, tewas dalam serangan bunuh diri Taliban di sebuah restoran terkenal di Kabul pada Jumat malam, kata sejumlah pejabat.

Menurut mereka, dua orang bersenjata memberondongkan tembakan membabi-buta yang menewaskan banyak orang di tempat itu, lapor AFP.

Serangan tersebut, yang berlangsung di restoran Taverna du Liban di daerah papan atas Wazir Akbar Khan, segera diklaim oleh militan Taliban yang memerangi pemerintah Afghanistan dan pasukan pimpinan AS.

"Ada tiga penyerang. Semuanya tewas. Malangnya, 14 orang juga tewas, termasuk sejumlah warga asing," kata kepala kepolisian kota itu Mohammad Zahir kepada wartawan.

Deputi Menteri Dalam Negeri Mohammad Ayoub Salangi mengatakan kepada AFP, dua penyerang menerobos masuk ke rumah makan yang ramai itu.

"Sedikitnya 14 orang tewas, yang terdiri dari warga asing dan orang Afghanistan. Satu penyerang bunuh diri meledakkan dirinya di luar restoran dan dua lain menerobos masuk dan membunuhi orang," katanya.

Restoran Taverna merupakan tempat makan malam yang biasa dikunjungi diplomat asing, konsultan, pekerja bantuan dan warga Afghanistan, dan sibuk melayani pelanggan pada Jumat, yang merupakan hari libur di Afghanistan.

Taliban, yang memerintah Afghanistan sejak 1996, mengobarkan pemberontakan sejak digulingkan dari kekuasaan di negara itu oleh invasi pimpinan AS pada 2001 karena menolak menyerahkan pemimpin Al Qaida Osama bin Laden, yang dituduh bertanggung jawab atas serangan di wilayah Amerika yang menewaskan sekitar 3.000 orang pada 11 September 2001.

Sekitar 130.000 personel Pasukan Bantuan Keamanan Internasional (ISAF) pimpinan NATO yang berasal dari puluhan negara dikirim ke Afghanistan untuk membantu pemerintah Kabul memerangi pemberontakan Taliban dan sekutunya.

Gerilyawan Taliban sangat bergantung pada penggunaan bom pinggir jalan dan serangan bunuh diri untuk melawan pemerintah Afghanistan dan pasukan asing yang ditempatkan di negara tersebut.

Bom rakitan yang dikenal sebagai IED (peledak improvisasi) mengakibatkan 70-80 persen korban di pihak pasukan asing di Afghanistan, menurut militer.

Presiden Afghanistan Hamid Karzai dan negara-negara Barat pendukungnya telah sepakat bahwa semua pasukan tempur asing akan kembali ke negara mereka pada akhir 2014, namun Barat berjanji memberikan dukungan yang berlanjut setelah masa itu dalam bentuk dana dan pelatihan bagi pasukan keamanan Afghanistan.

NATO bertujuan melatih 350.000 prajurit dan polisi Afghanistan pada akhir 2014 untuk menjamin stabilitas di negara itu, namun tantangan-tantangan tetap menghadang dalam proses peralihan itu.

Desersi, penugasan yang buruk dan semangat rendah termasuk diantara masalah utama yang menyulitkan para komandan NATO dan Afghanistan.

Pada Oktober 2011, Taliban berjanji akan berperang sampai semua pasukan asing meninggalkan Afghanistan.


Penerjemah: Memet Suratmadi

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2014