Khusus untuk program lansia, saya pikir kita bisa bekerja sama
Jakarta (ANTARA) - Duta Besar (Dubes) Rumania untuk Indonesia Dan Adrian Balanescu menyatakan pihaknya bakal mempertimbangkan kolaborasi program pemberdayaan lanjut usia (lansia) dengan Indonesia.
"Saya terkesan dengan program yang berfokus pada kesehatan bayi dan balita, remaja, wanita dan orang tua, dengan seluruh dedikasi dan keterlibatan masyarakat. Khusus untuk program lansia, saya pikir kita bisa bekerja sama, karena ada orang tua yang terdampak kesepian, dan dengan aktivitas sosial bersama masyarakat, itu bisa sangat berguna," kata Dubes Adrian dalam keterangan resmi di Jakarta, Senin.
Hal tersebut disampaikan Adrian setelah berpartisipasi dalam acara Ambassador Goes to Kampung KB yang diselenggarakan oleh Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) pada pertengahan Bulan Mei lalu, juga dalam rangkaian menyambut Hari Keluarga Nasional setiap 29 Juni.
Ia memaparkan Rumania menghadapi penurunan angka kelahiran, dengan sekitar sembilan kelahiran per 1.000 orang. Untuk itu, pihaknya menyatakan akan berbagi praktik baik bersama BKKBN dan pemerintah Indonesia terkait program-program pembangunan keluarga yang bisa dikolaborasikan.
“Saat ini, banyak sumber daya kami didedikasikan untuk meningkatkan jumlah kelahiran. Program yang sukses disebut family start dan fokus menawarkan dukungan kepada keluarga muda. Di Rumania, bidang ini dikelola oleh Kementerian Keluarga, Pemuda, dan Kesetaraan (Ministry of Family, Youth, and Equal Opportunities),” ujar dia.
Baca juga: Kepala BKKBN: Pemberdayaan perempuan bakal hasilkan lansia produktif
Baca juga: Kemensos dukung upaya pemberdayaan lansia untuk bekerja kembali
Ia menambahkan tujuan lain dari kementerian tersebut juga mengurangi angka kemiskinan, di mana pihaknya telah menerapkan strategi nasional untuk inklusi sosial dan pengurangan kemiskinan 2022-2027 (The National Strategy for Social Inclusion and Poverty Reduction 2022-2027).
Adrian juga mengapresiasi upaya-upaya yang dilakukan Indonesia untuk menurunkan angka stunting.
Menurutnya, kolaborasi multipihak yang dilakukan oleh BKKBN dengan mengumpulkan data tentang wanita hamil dan balita di posyandu, program pelatihan bagi personel yang terlibat dalam penurunan stunting sangat penting, sehingga data yang diperoleh dari pengukuran akurat dan dapat digunakan untuk mengambil langkah-langkah yang diperlukan.
“Saya tahu bahwa upaya terus-menerus dilakukan untuk meningkatkan akurasi pengukuran yang dilakukan oleh petugas dengan peralatan antropometri, dan untuk itu, pelatihan sangat penting untuk menghasilkan data yang akurat,” ucapnya.
Ia menyebutkan kekuatan yang dimiliki Indonesia dan bisa direplikasi oleh negara lain yakni keterlibatan komunitas yang kuat dari tingkat bawah (desa) hingga pusat.
Ia juga mengutarakan praktik baik penurunan kemiskinan bisa menjadi salah satu area yang akan dibagikan kepada Indonesia, mengingat Rumania telah berhasil menurunkan tingkat kemiskinan hingga enam persen.
“Saat ini, tingkat kemiskinan di Rumania berada di sekitar enam persen. Ini bisa menjadi area di mana kami bisa berbagi keahlian kami, meskipun, mengingat perbedaan besar dalam populasi antara Rumania dan Indonesia, tidak semua program yang diterapkan di Rumania, negara dengan 19 juta penduduk, dapat direplikasi di Indonesia (dengan jumlah penduduk 279 juta berdasarkan data Badan Pusat Statistik),” tuturnya.
Pewarta: Lintang Budiyanti Prameswari
Editor: Indra Gultom
Copyright © ANTARA 2024