Jakarta (ANTARA) - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) merancang sistem peringatan dini
(early warning system/EWS) terintegrasi untuk
mengantisipasi bencana banjir lahar dingin Gunung Marapi di Sumatera Barat (Sumbar).

Direktur Pemetaan dan Evaluasi Risiko Bencana BNPB Udrekh dalam keterangan di Jakarta, Senin, mengatakan bahwa dalam sistem EWS terintegrasi itu memuat informasi seputar kondisi cuaca dengan aktivitas gunung api yang kemudian terkoneksikan pada titik sensor dan sirine di titik rawan.

"Hari ini akan ada pertemuan kami dengan Gubernur Sumbar khusus menyampaikan persiapan pemasangan peringatan dini sebagai bentuk komitmen kuat, dan harapan adanya dukungan dari pemerintah daerah setempat," kata dia.

Ia memaparkan, titik sensor atau sirine tersebut akan segera dipasang oleh tim BNPB, ahli geologi dan meteorologi di sejumlah aliran sungai yang berhulu dari Gunung Marapi - berhilir di pemukiman penduduk dalam wilayah Kabupaten Tanah Datar, Kabupaten Agam / Padang Panjang.

BNPB menilai berbagai informasi sistem EWS tersebut sangat penting karena memberikan rekomendasi kepada pemerintah daerah dan masyarakat setempat untuk melakukan kesiapsiagaan maupun langkah mitigasi terhadap potensi dampak bencana banjir lahar dingin Gunung Marapi.

Terlebih potensi bencana tersebut masih tinggi karena saat ini tim ahli geologi memprakirakan masih ada sekitar 700 ribu meter kubik material vulkanik yang mengendap di puncak/lereng Gunung Marapi yang kembali erupsi beberapa waktu lalu.

Dalam kesempatan berbeda, Kepala Stasiun Geofisika BMKG Padang Panjang, Suaidi, menjelaskan secara sederhana EWS akan mengonfirmasi peringatan dini yang dikeluarkan oleh BMKG dari cuaca dan getaran tanah. Apabila alarm EWS berbunyi, komunitas siaga bencana yang dimiliki Wali Nagari (kepala desa) di sekitar Gunung Marapi langsung berkoordinasi melakukan evakuasi mandiri.

Untuk mencegah berulangnya banjir lahar dingin yang dapat menimbulkan korban jiwa, BMKG mencatat setidaknya diperlukan pemasangan EWS di 23 titik rawan, dengan demikian EWS akan selaras dengan terbangunnya komunitas peringatan dini, dan evakuasi dari nagari.

"Kita targetkan pemasangan unit early warning system ini dapat dilaksanakan pada tahun ini," harap dia.

Sebelumnya diketahui, ada lima kabupaten di Sumatera Barat dilanda banjir lahar dingin Gunung Marapi pada Sabtu (11/5).

Pusdalops BNPB mencatat per 29 Mei 2024 jumlah korban meninggal dunia sebanyak 63 orang dan 10 lain dinyatakan hilang. Sedangkan total dampak kerusakan yang ditimbulkan pada sektor pemukiman mencapai 503 unit, dengan rincian rusak berat 126, rusak sedang 43 dan rusak ringan 334.

Baca juga: Agam tetapkan masa transisi pascabencana banjir lahar Gunung Marapi
Baca juga: Ahli geologi sarankan tiga langkah mitigasi di kawasan Gunung Marapi
Baca juga: Demolisi berhasil hancurkan batu Gunung Marapi di Agam

Pewarta: M. Riezko Bima Elko Prasetyo
Editor: Nurul Hayat
Copyright © ANTARA 2024