Jakarta (ANTARA News) - Dirut Perum Bulog Widjanarko Puspoyo mengatakan, pihaknya akan mengimpor beras dengan kualitas terbaik namun keputusan asal negara diserahkan kepada pemerintah.
Ia memastikan dana impor yang harus ditanggung Bulog sudah siap. Pemerintah hanya menyediakan dana impor beras sebanyak 210 ribu ton dari APBN Perubahan (APBN-P) 2006 sekitar Rp390 miliar.
"Nilainya tergantung tender, seluruh dunia bisa ikut tender termasuk Thailand dan Vietnam," katanya di Jakarta, Senin.
Sementara itu, Menteri Pertanian Anton Apriantono mengatakan, Bulog harus mengimpor beras sesuai dengan standar yang ada dalam Inpres No.13 tahun 2005 mengenai perberasan yaitu beras pecah 15 persen atau setara dengan beras kualitas medium.
Pekan lalu pemerintah memutuskan melakukan impor sebanyak 210 ribu ton untuk mengisi kembali cadangan beras pemerintah yang berkurang akibat penanganan bencana alam. Jumlah tersebut dianggap cukup hingga akhir tahun nanti untuk menambah cadangan di Bulog, operasi pasar serta untuk antisipasi hari raya mendatang.
Impor tersebut dilakukan sebagai antisipasi kemungkinan terjadinya bencana seperti Elnino dan lainnya maka semestinya impor ini tidak akan mengganggu harga beras baik di tingkat petani maupun pengecer.
Pemerintah memastikan impor akan dilakukan melalui tender terbuka agar prosesnya transparan. Rentang waktu antara mulai diumumkannya tender dengan penentuan pemenangnya diperkirakan sekitar 14 hari dan sejak diumumkan hingga barang masuk ke gudang Bulog sekitar 25 hari.
Dengan demikian, menurut Deputi Menteri Koordinator Perekonomian Bidang Pertanian dan Kelautan, Bayu Krisnamurthi, bisa dipastikan, pengumuman tender akan segera dilakukan dalam pekan ini.
Sementara itu, Dirut Perum Bulog tidak menyebutkan kapan tender akan dilaksanakan.(*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2006