Kuala Lumpur (ANTARA) - Pemerintah Malaysia menerapkan penargetan harga subsidi bahan bakar minyak (BBM) khusus solar di Semenanjung mulai Senin (10/6).
Menteri Keuangan Malaysia II Amir Hamzah Azizan dalam pernyataannya kepada media di Putrajaya, Minggu, mengatakan penerapan penargetan subsidi solar yang meliputi penetapan harga eceran sesuai harga pasar itu, dilaksanakan bersamaan dengan dimulainya bantuan tunai BUDI MADANI untuk sektor logistik serta distribusi.
Dengan demikian harga eceran bahan bakar solar di seluruh Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Semenanjung Malaysia mulai Senin, pukul 00.00 waktu setempat menjadi 3,35 ringgit Malaysia (RM) atau lebih dari Rp11.500 per liter.
Sedangkan harga eceran bahan bakar solar di Sabah, Sarawak dan Labuan tetap pada harta RM2,15 atau lebih dari Rp7.400 per liter.
Pemerintah Malaysia hanya menetapkan harga solar bersubsidi untuk sektor-sektor yang memenuhi syarat. Pertama, Sistem Pengendalian Diesel Bersubsidi (SKDS) 2.0 menggunakan metode kartu armada untuk kendaraan logistik yang memenuhi syarat untuk mengurangi dampak terhadap harga barang konsumsi ditetapkan sebesar RM2,15 per liter.
Kedua, SKDS 1.0 untuk kendaraan angkutan umum dara termasuk bus sekolah, bus ekspres, ambulans dan pemadam kebakaran tetap pada harga eceran RM1,88 atau sekitar Rp6.400 per liter.
Sedangkan ketiga, yakni solar bersubsidi untuk nelayan tetap pada harga RM1,65 atau sekitar lebih dari Rp5.600 per liter.
Penetapan sasaran subsidi juga diperkenalkan dalam bentuk bantuan tunai melalui inisiatif-inisiatif berupa bantuan tunai BUDI Individu sebesar RM200 atau sekitar Rp690 ribu per bulan kepada warga negara Malaysia yang memiliki kendaraan diesel pribadi untuk menutupi peningkatan biaya bahan bakar solar.
Sedangkan BUDI Agri-Commodity bantuan tunai sebesar RM200 per bulan untuk petani kecil dan petani kecil komoditas untuk mengurangi dampak terhadap sumber pendapatan mereka.
Datuk Seri Amir Hamzah menjelaskan bahwa tujuan menerapkan penargetan subsidi itu adalah untuk menghentikan kebocoran solar bersubsidi yang semakin marak dan menimbulkan kerugian negara hingga miliaran ringgit. Pemerintah Malaysia menghabiskan RM14,3 miliar atau sekitar Rp49,37 triliun untuk subsidi solar pada 2023.
“Malaysia tidak bisa terus kehilangan miliaran ringgit karena meluasnya penyelundupan dan penyelewengan bahan bakar solar, ketika uang tersebut lebih baik digunakan untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat dan membangun negara,” katanya.
“Kelompok pertama yang mencakup lebih dari 30.000 penerima akan mendapatkan manfaat dari bantuan BUDI Individual dan BUDI Agri-Commodity sebesar RM200 yang disetorkan ke rekening bank mereka pada 10 Juni 2024.
“Bagi masyarakat yang memenuhi syarat yang belum mengajukan BUDI Individu atau BUDI Agri-Commodity masih dapat menerima bantuan untuk Juni 2024 jika mengajukan permohonan sebelum akhir Juni 2024,” ujar dia.
Baca juga: Pengamat: Ada perbedaan komponen pembentuk harga BBM RI dan Malaysia
Baca juga: Harga BBM subsidi di Malaysia naik
Baca juga: Mulai 1 Desember, Malaysia juga "sesuaikan" harga BBM
Pewarta: Virna P Setyorini
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2024