Jakarta (ANTARA) - Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi DKI Jakarta mengungkapkan penggunaan metode transaksi menggunakan kode QR atau QRIS bisa menjadi modal awal bagi pelaku usaha untuk meningkatkan level usaha guna mendapatkan pendanaan dari bank.

Hal ini disampaikan Kepala Divisi Perizinan& Implementasi Kebijakan Sistem Pembayaran Bank Indonesia (BI) Provinsi DKI Jakarta Hery Afrianto dalam seminar daring bertema "Inovasi Keuangan Digital: Inklusif&Terlindungi" yang diadakan BI Provinsi DKI Jakarta, Minggu.

Dengan melakukan pembayaran secara digital dengan QRIS, otomatis transaksi keuangan bisa terekam di rekening yang dilakukan pembayaran dengan QRIS.

"Itu bisa menjadi modal bagi pelaku usaha, misalnya, akan mencoba meningkatkan level usahanya untuk mendapatkan pendanaan dari bank," kata dia.

Hery menuturkan aktivitas transaksi digital melalui QRIS dapat dijadikan sebagai dokumen kepada bank, untuk meyakinkan mereka terkait pola transaksi pelaku usaha yang sudah baik meliputi pendapatan harian dan pengeluaran.

"Jadi bank bisa menentukan profil risiko pelaku usaha ini seperti apa," tutur dia.

Baca juga: Transportasi umum di Jakarta sudah setara kota-kota besar dunia
Baca juga: BI DKI Jakarta harap masyarakat olah pangan segar antisipasi inflasi

Hal ini, kata Hery, sekaligus menunjukkan peran penting digitalisasi yang inklusif atau dapat menjangkau banyak pihak, termasuk pelaku usaha yang selama ini belum terjangkau bank konvensional padahal sebenarnya memiliki prospek usaha yang baik.

"Dengan digitalisasi bisa menjembatani pelaku usaha yang kurang bank-'able' tapi sebetulnya dia punya prospek usaha yang baik," kata dia.

BI mencatat transaksi melalui QRIS pada April 2024 tumbuh 175,44 persen secara tahunan (year on year/yoy) dengan jumlah pengguna mencapai 48,12 juta. Sedangkan jumlah "merchant" sebanyak 31,61 juta yang sebagian besar adalah pelaku UMKM.

Lalu masih terkait pelaku usaha khususnya Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang sudah mengadopsi transaksi digital, dalam kesempatan yang sama, Direktur Pengelolaan Risiko hibank, Andi M. Andries merujuk data menyebut sekitar dua juta pelaku UMKM.

"Pertumbuhan ekonomi kita harus didukung oleh pertumbuhan UMKM juga. Kurang lebih ada 63 juta- 65 juta pelaku UMKM yang belum terbantukan apalagi jika bicara digitalisasi," kata dia.
Baca juga: BI perkuat literasi dan edukasi gaya hidup halal

Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2024