aplikasi mungkin cuma sekitar satu persen
Jakarta (ANTARA) - Pengguna transportasi publik di DKI Jakarta seperti KRL Jabodetabek, MRT Jakarta, TransJakarta dan LRT Jakarta, hingga saat ini masih betah menggunakan kartu uang elektronik (e-money). 

"Mereka rata-rata masih menggunakan kartu uang elektronik. Jadi, dari 11 juta yang melakukan transaksi per bulan atau sekitar 400.000 (pengguna) per hari, yang menggunakan aplikasi mungkin cuma sekitar satu persen. Jadi, orang masih nyaman menggunakan kartu," kata Plt Group Head of Corporate Secretary & Legal Division PT Jaklingko Indonesia Thomas Yulius di Jakarta, Minggu.

Dalam Talkshow: Digitalisasi dan Integrasi Transportasi Jakarta: Nyaman, Cepat, dan Harga Terjangkau yang digelar dalam rangkaian Jakreatifest 2024, Thomas menjelaskan aplikasi dan kartu transportasi Jaklingko saat ini sudah bisa digunakan oleh para pengguna transportasi publik di Jakarta.

Bahkan, perusahaan memberikan tarif khusus untuk pembelian tiket multimoda untuk tiga moda transportasi yaitu TransJakarta, MRT Jakarta, dan LRT Jakarta.

Ia memberikan contoh, pengguna LRT Jakarta yang menyambung naik TransJakarta atau pengguna MRT Jakarta yang melanjutkan perjalanan dengan TransJakarta akan mendapatkan tarif khusus sebesar maksimal Rp10.000.

Baca juga: Perkembangan penggunaan uang elektronik di MRT Jakarta

Thomas mencontohkan, jika menggunakan kartu uang elektronik atau sistem yang belum terkoneksi Jaklingko, pengguna yang naik MRT dari Lebak Bulus hingga Bundaran HI, kemudian lanjut naik TransJakarta hingga ke Sarinah akan dikenakan tarif total Rp17.500 dengan rincian tarif MRT sebesar Rp14.000 dan tarif TransJakarta sebesar Rp3.500.

"Tapi kalau menggunakan aplikasi Jaklingko atau pakai kartu yang sudah terkoneksi aplikasi Jaklingko, itu akan dikenakan tarif sebesar Rp10.000 saja. Itu cukup signifikan buat pengguna transportasi publik," katanya.

Thomas mengakui masih kesulitan mendorong masyarakat untuk beralih ke pembayaran digital.

Padahal, keuntungan terbesar pembayaran digital lewat aplikasi selain kemudahan dan tarif terintegrasi adalah kecepatan proses pembayarannya.

"Karena sudah jadi 'culture' (budaya) menggunakan kartu, kita mengubahnya butuh waktu. Sebenarnya ada satu keuntungan menggunakan aplikasi yaitu lebih cepat. Kalau menggunakan kartu mungkin ada proses 'loading' saat 'tap in' atau 'tap out' di 'gate'. Nah itu cukup cepat kalau pakai aplikasi," katanya.

Baca juga: FAKTA daftarkan uji materi peraturan uang elektronik

Thomas menambahkan, ke depan pihaknya tengah mencoba melakukan kolaborasi dengan LRT Jabodebek agar pembayaran kereta ringan tersebut bisa juga dilakukan di aplikasi Jaklingko.

PT JakLingko Indonesia adalah perusahaan patungan dari empat entitas transportasi yaitu PT MRT Jakarta (Perseroda), PT Jakarta Propertindo (Perseroda), PT TransJakarta, dan PT Moda Integrasi Transportasi Jabodetabek (MITJ).

Tidak hanya tiket transportasi, aplikasi tersebut juga dapat digunakan untuk tiket masuk berbagai kegiatan serta pembayaran tagihan listrik, BPJS dan pulsa telepon seluler.

Adapun untuk mengubah kartu uang elektronik non-Jaklingko menjadi Kartu Transportasi Jaklingko bisa dilakukan dengan di alat Balance Check Terminal (BCT) yang tersedia di stasiun MRT, stasiun LRT, dan halte TransJakarta.

Perubahan status kartu bank menjadi Kartu Transportasi Jaklingko tidak dipungut biaya.

Baca juga: Penumpang TransJakarta diminta aktivasi kartu uang elektronik

 

Pewarta: Ade irma Junida
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2024