Bali, 16 Januari 2013 (ANTARA) -- Sebuah Mekanisme Kredit Karbon yang dirumuskan berdasarkan standar hutan hujan tropis di Indonesia berhasil dibuat. Rumusan itu dinamai Rainforest Standard (RFS). Melalui standar tersebut diharapkan dapat membantu untuk meyakinkan bahwa manajemen hutan yang lestari benar-benar diterapkan dengan sungguh-sungguh dan menguntungkan tidak hanya secara ekonomi tetapi juga secara ekologi dan sosial. Proyek RFS ini didesain oleh RFS konsorsium Indonesia yang terdiri dari Sustainable Management Group (SMG), Coloumbia University dan Universitas Indonesia yang mana diharapkan RFS ini akan memperkuat kapasitas dari kemampuan pekerjaan penanggulangan perubahan iklim di Indonesia melalui aplikasi dari mekanisme pasar di hutan konservasi.

Menteri Kehutanan yang diwakili oleh Plt. Direktur Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam, Sonni Partono hadir sekaligus membuka dan meresmikan peluncuran RFS dihadapan Director of Mission, Andrew B Sisson, CEO SMG, David Makes, Duta Besar Korea Selatan , Director for Center for Environment, Economy, and Society(CEES) Colombia University Don Melnick, Director of Research Center for Climate Change Universitas Indonesia Jana Supriatna, Dekan Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada, Dekan Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor serta stakeholder kehutanan lainnya.

Dengan dilauncingnya mekanisme RFS ini Kementerian Kehutanan mendukung penuh terhadap inisiatif yang dilakukan oleh berbagai pihak guna kesuksesan penerapan manajeman hutan lestari yang lebih baik lagi dan bermanfaat secara ekonomi, ekologi dan sosial.

Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2014