Maklumat pelayaran tersebut berlaku pada tanggal 15--21 Januari 2014,"
Surabaya (ANTARA News) - Kepala Bagian Tata Usaha Kesyahbandaran Utama Tanjung Perak Surabaya Marzuki mengeluarkan maklumat pelayaran sehubungan dengan gelombang laut di beberapa perairan Indonesia Timur mencapai 6 meter.
"Maklumat pelayaran tersebut berlaku pada tanggal 15--21 Januari 2014," kata Marzuki di Surabaya, Kamis.
Menurut dia, dikeluarkannya maklumat pelayaran itu sifatnya bukan larangan, melainkan pemberitahuan supaya kapal-kapal yang hendak berlayar lebih berhati-hati.
"Selain itu, dasar dikeluarkannya maklumat pelayaran itu adalah koordinasi dengan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Tanjung Perak," ujarnya.
Sebelumnya, kata dia, pengeluaran maklumat pelayaran itu sudah disampaikan sejak akhir Desember 2013. Namun, pada saat itu gelombang masih belum tinggi seperti sekarang.
"Apalagi, pada bulan Januari ini merupakan puncak cuaca buruk," katanya.
Ia lantas menyebutkan beberapa perairan yang mengalami gelombang tinggi, yakni Laut Jawa, perairan Masalembu, Kalimantan, Sulawesi, dan sebagian Nusa Tenggara Timur.
"Sejumlah perairan itu memang paling banyak dilalui kapal-kapal yang berangkat dan menuju Tanjung Perak," katanya.
Di sisi lain, kata dia, masih banyak kapal yang berlayar dari dan menuju Tanjung Perak. Kapal tersebut memiliki ukuran di atas 1.300 DWT sehingga masih bisa berlayar, sedangkan ukuran yang di bawah 1.300 DWT justru tidak ada kapal yang berani berlayar.
"Contoh kapal milik PT Pelni dan kapal-kapal niaga masih bisa melanjutkan perjalanan. Akan tetapi, kapal rool on roll off (RoRo) yang ukurannya di bawah 1.300 DWT, dan kapal niaga berukuran kecil bisa dipastikan menepi," katanya.
Sampai sekarang, kata dia, di Pelabuhan Tanjung Perak tidak mengalami penumpukan kapal. Hal itu dikarenakan kapal tersebut dilaporkan masih bertahan di dermaga masing-masing.
(KR-DYT/D007)
Pewarta: Slamet Hidayat
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2014