Jakarta (ANTARA) - Ganda putra Indonesia Sabar Karyaman Gutama/Moh Reza Pahlevi Isfahani mengevaluasi pentingnya ketahanan fisik pada semifinal Indonesia Open 2024, Sabtu (8/6).
Sabar/Reza harus mengakui keunggulan pasangan Malaysia Man Wei Chong/Kai Wun Tee dengan skor 27-29, 13-21 pada babak empat besar turnamen BWF Super 1000 tersebut.
“Kesulitan dari saya pribadi dari kondisi badan sudah sedikit menurun, jadi serangan kami juga menurun. Pertahanan lawan juga sangat kuat,” ungkap Reza saat ditemui usai pertandingan di Istora Senayan Jakarta.
“Evaluasinya, kita akan menambah dari kondisi fisik dan stamina, karena di turnamen Super 500 ke atas itu lawan-lawannya sangat tidak mudah, pertahanannya sangat bagus, tidak gampang mati. Jadi kita harus tambah dari tenaga tangan, kaki, dan kita harus bekerja lebih ekstra,” imbuh Sabar.
Baca juga: Sabar/Reza gugur, tiada wakil Indonesia di final Indonesia Open 2024
Mengenai jalannya pertandingan, ganda putra peringkat 29 dunia itu mengakui bahwa energi mereka bisa dibilang cukup menurun karena sejak hari pertama turnamen ini digelar, mereka banyak melakoni laga-laga rubber game dan menghadapi lawan-lawan tangguh.
“Di poin-poin terakhir kami kurang teliti, terlalu terburu-buru, terbawa suasana juga tapi kondisi badannya kurang menunjang sehingga tidak bisa merebut poin,” kata Sabar.
Meski demikian, finalis Orleans Masters 2024 itu mengatakan bangga dapat menyelesaikan pertandingan dan melangkah hingga babak semifinal turnamen Super 1000 untuk kali pertama.
“Kita bangga bisa menyelesaikan pertandingan dengan maksimal, walaupun hasilnya belum bisa sampai ke puncak dan belum bisa memenangkan pertandingan,” kata Sabar.
“Tapi saya sangat berterima kasih kepada para penggemar yang datang ke Istora dan yang menonton di rumah. Saya sangat bangga dengan performa di turnamen ini, di rumah sendiri. Ini menjadi motivasi tersendiri untuk ke depannya,” ujarnya menambahkan.
Baca juga: Taklukkan Lee/Yang, Sabar/Reza maju ke semifinal Indonesia Open 2024
Pewarta: Arnidhya Nur Zhafira
Editor: Hernawan Wahyudono
Copyright © ANTARA 2024