Kepala Bidang Penanggulangan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Dinas Kesehatan Kabupaten Trenggalek, Suparman, mengatakan virus yang dibawa nyamuk aides aigepty dan aides albopictus tersebut teridentifikasi menjangkiti puluhan warga di Kelurahan Surodakan dan Ngantru Kecamatan Trenggalek.
Tidak ada korban jiwa dalam kasus penyakit endemis ini, namun puluhan warga dilaporkan mengalami kelumpuhan sementara akibat nyeri dan ngilu di beberapa titik persendian jari, pergelangan kaki, lutut, lengan maupun bahu tangan.
"Dari data sementara yang masuk di dinas kesehatan, ada sekitar 40 orang, warga yang terkena chikungunya ini badannya panas, kemudian ngilu di persendian hingga ada yang mengalami kelumpuhan," katanya.
Saat ini sejumlah penderita menjalani perawatan medis di puskesmas serta rumah sakit setempat, sedangkan sisanya memilih untuk rawat jalan.
Lanjut Suparman, penyebaran virus chikungunya itu terjadi secara sporadis dan berlangsung sangat cepat, sehingga dalam waktu seminggu jumlah penderitanya mencapai puluhan orang.
Suparman menjelaskan, meskipun chikungunya bukan termasuk kategori penyakit mematikan, namun harus segera diobati, karena apabila dibiarkan maka dapat menyebabkan kelumpuhan hingga beberapa bulan.
"Normalnya, kalau segera segera diobati, maksimal dua minggu sudah bisa sembuh. Kalau tidak, bisa sampai tiga bulan," ujarnya.
Terkait kondisi tersebut, Tim Dinas Kesehatan Trenggalek dan puskesmas langsung turun tangan guna mengambil langkah penanggulangan, dengan cara abatisasi dan penyemprotan cairan insektisida.
"Jadi begitu mendapat laporan adanya chikungunya, kami lakukan penyemprotan dengan mobil ULP, keliling di ke dua kelurahan tadi, hingga masuk ke gang-gang," imbuhnya.
Pria yang akrab disapa Parman ini mengimbau agar masyarakat segera melaporkan apabila ada salah satu warganya yang terjangkit chikungunya maupun demam berdarah, sehingga bisa segera ditangani.
Pewarta: Slamet Agus Sudarmojo
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2014