Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Kamis sore bergerak melemah sebesar 14 poin ke posisi Rp12.099 dibanding sebelumnya Rp12.085 per dolar AS.

Kepala Riset Monex Investindo Futures, Ariston Tjendra di Jakarta, Kamis mengatakan bahwa dolar AS terapresiasi terhadap mayoritas seluruh mata uang utama dunia menyusul data manufaktur regional AS dan harga produsen yang solid.

"Harga produsen AS mencatat kenaikan pada Desember 2013," katanya.

Ia menambahkan, sebuah laporan terpisah menunjukkan aktivitas manufaktur di negara bagian New York juga melonjak.

Meski demikian, menurut Ariston, tekanan mata uang rupiah tertahan seiring dengan ekonomi Indonesia yang menguat dan menyusutnya defisit neraca transaksi berjalan Indonesia sehingga dapat menarik dana global ke aset-aset Indonesia.

Kepala Riset Trust Securities, Reza Priyambada menambahkan, adanya rilis kenaikan inflasi negara Jerman dan penurunan neraca perdagangan Italia menambah sentimen negatif bagi mata uang negara-negara berkembang, termasuk Indonesia.

"Sentimen positif bagi pasar keuangan dalam negeri cukup minim sehingga rupiah kembali melemah," kata dia.

Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada hari Kamis ini (16/1), tercatat mata uang rupiah melemah menjadi Rp12.117 dibanding sebelumnya (15/12) di posisi Rp12.077 per dolar AS.

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2014