Bantul (ANTARA) - Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta menyebut bahwa pembuatan jugangan atau lubang di tanah untuk tempat sampah organik yang saat ini digalakkan di daerah ini merupakan salah satu metode pengolahan sampah yang paling sederhana
"Jugangan ini salah satu metode pengolahan sampah yang paling sederhana, karena sampah itu tidak diolah, tidak dipres, tidak dipilah tapi sampah sisa makanan itu hanya dimasukkan di jugangan," kata Kepala DLH Bantul Bambang Purwadi di Bantul, Sabtu.
Dengan demikian, kata dia, sampah sampah daun, sisa makanan maupun sayur sayuran rumah tangga yang tidak dapat diolah kembali oleh masyarakat itu bisa dimasukkan di jugangan yang dibuat di lahan pekarangan atau lahan kosong di sekitar lingkungan tinggal.
"Dan gerakan jugangan itu digencarkan di masyarakat perdesaan, karena memang di wilayah selatan Bantul yang sub urban, masyarakat tidak begitu kesulitan untuk mencari lahan untuk membuat jugangan, ini kelebihan masyarakat di selatan daerah sub urban," katanya.
Baca juga: Bantul gagas gerakan 5.000 jugangan untuk olah sampah organik
Bambang mengatakan, dalam pengolahan sampah di masyarakat selama ini bervariasi, ada yang memanfaatkan langganan truk sampah untuk dibawa ke tempat pengelolaan sampah terpadu (TPST), kemudian ada ke TPS sistem 3R (reduce, reuse dan recycle) di kelurahan.
"Tetapi kenapa jugangan, karena memang kondisi TPS yang di luar itu sekarang baru tersendat, karena membuangnya ke mana tidak ada, kemarin masyarakat nyaman, rumah tangga juga, makanya jugangan ini menjadi solusi bagi masyarakat yang punya lahan," katanya.
Dia mengatakan, terlebih saat ini semua masyarakat mengalami keprihatinan dalam masalah sampah, karena yang biasanya pembuangan sampah lancar, diangkat dan dibuang ke TPST Piyungan, namun sekarang tidak memungkinkan, karena kapasitas yang berlebihan.
"Sementara TPS kita juga terbatas, volume dan luasannya, sehingga jugangan ini sebagai ide cerdas yang dilakukan di Kelurahan Caturharjo Pandak, menggerakkan masyarakat membuat jugangan sebagai antisipasi di masa masa tanggap darurat sampah," katanya.
Dia berharap, gerakan pembuatan jugangan yang diinisiasi masyarakat Caturharjo Pandak, juga bisa diikuti masyarakat di kelurahan wilayah Bantul lainnya, dengan harapan target 5.000 jugangan di seluruh Bantul dapat terpenuhi.
Baca juga: Bantul kembangkan TPST sebagai industri bangkitkan unit ekonomi
Baca juga: Pemkot Semarang segera bangun PSEL di TPA Jatibarang
Pewarta: Hery Sidik
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2024