Jakarta (ANTARA) - Selain bisa menghasilkan vitamin D dengan bantuan sinar matahari, tubuh dapat memperoleh asupan vitamin yang penting untuk kesehatan tulang dan otot serta fungsi kekebalan itu dari makanan.
Makanan yang secara alami mengandung vitamin D antara lain kuning telur, jamur, minyak ikan, hati sapi, lemak ikan, susu sapi, yogurt, keju, dan biji-bijian.
Institut Kesehatan Nasional Amerika Serikat merekomendasikan asupan 15 mcg vitamin D untuk setiap orang berusia satu sampai 70 tahun, termasuk orang yang sedang hamil dan menyusui. Namun, ada pula yang merekomendasikan sampai 20 mcg per hari untuk kebanyakan orang.
Orang dewasa sehat yang berusia 70 tahun atau lebih muda dinilai tidak memerlukan suplemen karena kebutuhan vitamin D sekitar 15 mcg per hari sudah dapat dipenuhi dari produksi tubuh dan konsumsi makanan.
Namun, vitamin D tambahan selain dari yang dihasilkan oleh tubuh dan diperoleh dari makanan dalam keadaan tertentu diperlukan untuk menjaga kesehatan.
The Endocrine Society dalam The Journal of Clinical Endocrinology & Metabolism menyampaikan panduan mengenai siapa saja yang bisa mendapatkan manfaat dari suplemen vitamin D.
Berikut kelompok orang yang dapat memperoleh manfaat dari suplemen vitamin D menurut panduan The Endocrine Society yang dikutip oleh Eating Well pada Kamis (6/6).
Orang berusia 70 lebih
Menurut hasil penelitian orang berusia 70 tahun ke atas membutuhkan lebih banyak vitamin D. Pada usia tersebut, vitamin D dapat membantu menurunkan risiko kematian. Institute of Medicine (IOM) merekomendasikan asupan vitamin D sebanyak 20 mcg per hari untuk mereka yang berusia 70 tahun ke atas dan panel menyampaikan rekomendasi yang sama.
Baca juga: Vitamin D dapat cegah risiko penyakit kardiovaskular pada lansia
Anak dan remaja
Anak-anak dan remaja berusia satu hingga 18 tahun dianjurkan mengonsumsi vitamin D lebih banyak dari asupan harian yang direkomendasikan. Panel menyatakan bahwa pada rentang usia ini vitamin D diperlukan untuk membantu mencegah penyakit tulang dan menurunkan risiko infeksi saluran pernapasan. Panel menyarankan asupan 30 mcg per hari vitamin D bagi kelompok ini.
Perempuan hamil
Panel menyatakan bahwa asupan 63 mcg per hari vitamin D selama kehamilan dapat membantu menurunkan risiko pre-eklampsia, kematian janin di dalam kandungan, kelahiran prematur, kelahiran bayi dengan berat lahir rendah, dan angka kematian neonatal.
Baca juga: Asupan vitamin D penting untuk cegah ibu hamil keguguran
Pasien pra-diabetes
Panel merekomendasikan pasien pra-diabetes meningkatkan asupan vitamin D di samping melakukan modifikasi gaya hidup seperti mengatur pola makan dan olahraga. Alasannya, vitamin D dapat membantu mencegah pra-diabetes menjadi diabetes. Asupan vitamin D yang dibutuhkan menurut hasil penelitian rata-rata 88 mcg per hari dan tambahan yang diperlukan sekitar 25 mcg per hari.
Tambahan vitamin D dapat diperoleh dari makanan yang diperkaya dengan vitamin atau produk suplemen vitamin. Mengonsumsi suplemen dalam jumlah yang lebih sedikit setiap hari lebih disarankan ketimbang mengonsumsi vitamin dalam frekuensi yang lebih jarang dengan jumlah banyak.
Baca juga: Lima tanda seseorang kekurangan Vitamin D
Baca juga: Ahli sarankan penderita PCOS mengonsumsi vitamin D
Baca juga: Defisiensi vitamin D tingkatkan risiko anak terkena eksim
Penerjemah: Fitra Ashari
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2024