"UMKM selalu akan mendapat perhatian karena dari waktu ke waktu saat ekonomi kita tertekan, UMKM yang selalu akan menjadi penyelamat ekonomi," kata Gubernur BI Agus Martowardojo saat ditemui di sela-sela pembukaan Wirausaha Mandiri Muda Expo 2014 di Jakarta, Rabu.
Agus juga menuturkan, selain memberikan nilai tambah, sektor UMKM turut memberikan nilai tambah produk serta menciptakan lapangan kerja.
Oleh karena itu, lanjutnya, pihaknya menilai perlu ada inovasi untuk membuat sektor UMKM dapat berkontribusi lebih banyak bagi perekonomian Indonesia.
"Selalu akan ada terobosan untukk mendorong UMKM misalnya pertanian atau kegiatan yang sifatnya ekspor. Jadi kalau seandainya pertumbuhan kredit kita perkirakan 15-17 persen, tentu untuk segmen-segmen tertentu akan mendapat perhatian karena memang itu yang selalu kita harapkan untuk bisa berkembang dengan sustainable," ujar Agus.
Sementara itu, untuk sektor-sektor UMKM yang melakukan impor barang-barang yang tidak perlu, Bank Indonesia akan melakukan pengetatan.
Terkait kredit bermasalah (NPL) untuk sektor UMKM sendiri khususnya kredit usaha rakyat (KUR), Agus menilai masih dalam batas yang wajar.
"Secara umum masih dalam batas yang baik, ada satu dua propinsi yang menunjukkan kondisi di atas rata-rata tapi secara umum masih dalam keadaan baik artinya tidak mencapai NPL nett dua persen," kata Agus.
Agus menambahkan, untuk plafon kredit UMKM sendiri, pihaknya menilai hal tersebut akan terus berkembang secara lebih rileks sesuai dengan kondisi ekonomi.
"Itu akan terus berkembang, sampai sekarang penyaluran KUR serta persyarat-syaratannya dibuat lebih rileks dan plafonnya terus ditingkatkan, tapi bentuk-bentuk seperti yang kita lihat saat ini penting sekali karena menyalurkan dana tentu tidak akan sustainable apabila tidak ditangani oleh SDM yang memang siap menjalankan usaha yang produktif," ujar Agus.
Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2014