Sulit mencari partai yang mau berkoalisi untuk mengusung capresnya dari PKSDepok (ANTARA News) - Pengamat politik Universitas Indonesia (UI) Cecep Hidayat menilai Wali Kota Depok Nur Mahmudi Ismail belum layak untuk menjadi calon presiden (capres) pada pemilihan presiden 2014.
"Dia memang pernah jadi tokoh nasional, kemudian turun lokal dan ingin kembali bertarung nasional, ini sangat sulit sekali," kata Cecep ketika ditemui di kampus UI Depok, Rabu.
Menurut dia kinerja Nur Mahmudi Ismail selama menjadi menteri kehutanan di era Presiden Abdurrahman Wahid juga tidak cemerlang.
"Kinerjanya biasa-biasa saja tidak ada yang menonjol," ujar peneliti di Puskapol FISIP UI tersebut.
Cecep juga menilai selama menjadi wali kota Depok delapan tahun juga belum menunjukkan perubahan yang signifikan untuk masyarakat Depok.
"Walaupun ada pembangunan tetapi masyarakat secara umum belum merasakan manfaatnya," ujarnya.
Nur Mahhmudi Ismail bersama empat kader Partai Keadilan Sejahtera (PKS) lainnya ditetapkan oleh PKS sebagai bakal calon presiden yang akan diusung oleh partai tersebut melalui pemilihan rakyat (Pemira).
Selain Nur Mahmudi Ismail ada Hidayat Nur Wahid, Anis Matta, Tifatul Sembiring dan Ahmad Heryawan.
Cecep juga menilai lima bakal calon presiden darI PKS ini sulit untuk bersaing dengan capres lainnya apalagi partai tersebut masih tersandera oleh kasus korupsi yang dilakukan oleh mantan pemimpinnya.
"Kasus LHI (Lutfi Hasan Ishaq) sangat mempengaruhi elektabilitas partai tersebut," katanya.
Ia mengatakan suara mayoritas partai tersebut banyak berasal dari lingkungan kampus dan muslim perkotaan.
"Mereka banyak yang kecewa dengan kasus korupsi tersebut," ujarnya.
Dengan turunnya elektabilitas partai PKS tersebut, Cecep mengatakan akan sulit mencari koalisi untuk mengusung calon presiden.
Pewarta: Feru Lantara
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2014