Washington (ANTARA News) - Pentagon berencana menjual enam pesawat militer Osprey seharga 1,13 miliar dolar AS kepada Israel dalam satu perjanjian yang telah lama direncanakan, kata para pejabat, Selasa.
Israel akan menjadi negara asing pertama diizinkan membeli pesawat V-22 Osprey, yang dapat lepas landas seperti helikopter dan terbang seperti pesawat turboprop.
Para pejabat AS mengumumkan rencana untuk menjual Osprey kepada Israel tahun lalu tetapi Pentagon baru mengungkapkan rincian-rincian paket senjata itu Selasa dalam satu pemberitahuan resmi kepada Kongres, yang memiliki waktu 15 hari untuk menyampaikan keberatan-keberatan pada penjualan itu.
Menurut AFP, selain dari V-22B, paket itu termasuk radar, sistem-sistem peringatan dini rudal, radio-radio, kaca mata untuk melihat pada malam hari, sistem-sistem navigasi dan peralatan-peralatan lainnya bagi Opsprey, kata Badan Kerja Sama Keamanan Pertahanan.
Penjualan pesawat V-22B akan meningkatkan kemampuan-kemampuan operasi khusus pencarian dan penyelamatan Pasukan Pertahanan Israel," kata badan itu dalam satu pernyataan.
"Pesawat B-22B membantu kemampuan untuk menggerakkan personil dan peralatan ke daerah-daerah yang tidak dapat dimasuki oleh pesawat jenis lainnya."
Korp Marinir AS memelopori penggunaan Osprey dan para komandan memuji pesawat itu karena dapat menggerakkan pasukan lebih cepat dan pada jarak lebih jauh ketimbang sebuah helikopter.
Osprey mengalami kecelakaan-kecelakaan dan masalah-masalah teknis pada awal tahun operasinya tetapi banyak digunakan oleh Marinir di Afghanistan. Angkatan Udara juga menggunakan Osprey untuk pasukan operasi khususnya.
AS berjanji akan mempertahankan "kekuatan militer" Israel dan memberikan hibah tiga miliar dolar AS setiap tahun, yang merupakan 20 persen dari anggaran pertahanan Israel.
Penjualan senjata itu bertepatan dengan hubungan AS-Israel yang tegang menyangkut dukungan Washington bagi kesepakatan sementara mengenai program nuklir Iran dan usaha-usaha diplomatik bagi perdamaian Timur Tengah.
Para pejabat AS menyatakan kemarahan mereka setelah Menteri Pertahanan Israel Moshe Yaalon mengeluhkan diplomasi Menlu AS John Kerry, dengan menyatakan usaha-usahanya itu sia-sia dan naif.
(H-RN)
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2014