Artissa mengatakan, penyediaan listrik di daerah terpencil akan menguntungkan semua pihak.
Menurut ICCC, saat ini pemerintah Indonesia baru mampu memenuhi 75 persen kebutuhan listrik masyarakatnya.
Penduduk yang belum bisa menikmati listrik sebagian besar tersebar di daerah-daerah terpencil yang berpenduduk sedikit.
Selain itu masyarakat di beberapa daerah sampai sekarang belum bisa mendapatkan pasokan listrik selama 24 jam.
Menurut ICCC, volume permintaan listrik di daerah terpencil relatif kecil membuat pembangunan jaringan listrik terpusat akan menghabiskan banyak anggaran negara dan tidak ekonomis.
ICCC menganggap solusi tepat untuk menyediakan pasokan listrik 24 jam sepanjang tahun di daerah terpencil adalah dengan membangun pembangkit listrik berbahan bakar gas atau biomassa.
Artissa menambahkan, pemerintah tidak perlu khawatir harus menyediakan lebih banyak subsidi untuk membantu masyarakat daerah terpencil mengakses listrik.
"Di daerah terpencil Papua, untuk masyarakat yang mendapatkan listrik secara terbatas saja biaya pulsa handphone mereka jauh lebih besar dari ongkos listriknya, jadi jangan khawatir," katanya.
Pewarta:
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2014