Jakarta (ANTARA News) - Juara dunia mobil kontrol 2006, Mark Pavidis, yang berasal dari Amerika Serikat (AS) menilai bahwa kemenangan yang diraihnya dalam perlombaan selama seminggu di Ancol, Jakarta Utara, dan berakhir Minggu benar-benar menakjubkan, dan menjadi perlombaan terhebat yang pernah dijalaninya. "Kemenangan ini luar biasa. Tidak dapat dipercaya. Menakjubkan," kata pemuda gemuk berusia 34 tahun itu disela-sela tarikan penonton dan panitia yang mengajaknya berfoto sama atau meminta tandatangannya di atas kertas mau pun di kaos. Setelah bertarung selama satu jam pada final kejuaraan dunia IFMAR 1/8 Scale Buggy Off-Road 2006 yang diadakan di tepi pantai utara Jakarta itu, Mark menyatakan, selain gembira dengan kemenangannya, ia tidak menyangka mendapat sambutan yang begitu meriah dari masyarakat Indonesia. "Saya benar-benar amat tersanjung, saya tidak menyangka begitu hebat antusiasme masyarakat Jakarta terhadap olahraga ini, juga terhadap saya sebagai pemenang. Saya amat berterima kasih, saya benar-benar tidak menyangka," kata pria kelahiran Long Beach, Kalifornia, yang sudah berkecimpung di kancah radio kontrol selama 12 tahun. Saat ditanya rahasia kemenangannya, ia pun menyatakan: "Tidak ada rahasinya. Hanya bekerja keras sebelum dan saat berlomba." Pebalap mobil kontrol yang tampil di Ancol bercelana pendek dan berkaos oblong merah itu pernah tampil sebaga juara di Jepang pada 1995, saat ada perlombaab mobil kecil berkekuatan elektrik. Menanggapi pebalap bomil kontrol dari Indonesia sebagai tuan rumah, ia pun mengemukakan: "Maksud Anda John Agus? Ia hebat, dan saya tahu tentang dia. Dalam lomba ini, selain ada faktor teknis dan kecanggihan kendaraan serta kerja sama dengan tim, juga ada factor keberuntungan. Pembalap negara Anda mungkin belum beruntung." Ia juga menyinggung juara dunia 2004, Vray Guillaume, dari Perancis yang berada di urutan ketiga. "Juara dunia Vray juga tidak beruntung, bahkan juga rekan sengaranya saya Scott Hughes yang berada di urutan kedua," kata Mark, ayah dua putera dan sarjana teknik mesin yang bekerja di perusahaan otomotif itu. Mark menilai, lintasan pada trek balap radio kontrol di Ancol itu amat bagus dan memenuhi selera pembalap, apalagi sebagian karakternya hampir sama dengan yang ada di AS. "Ini hampir sama dengan lintasan di Amerika, lebih menentang ketimbang lintasan Eropa," katanya. Mark mengatakan, tidak akan melupakan perjalanan hidupnya yang memenangi gelar kejuaraan dunia mobil kontrol di Jakarta. "Ini tentu saja merupakan sejarah hidup. Saya suka dengan Jakarta dan orang-orangnya yang ramah, dan ingin kembali ke sini," kata Mark, yang baru pertama kali datang ke Indonesia. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2006