Digitalisasi menjadi keharusan untuk memastikan PHR bergerak cepat dan akurat guna membuat suatu keputusan yang tepat.
Pekanbaru (ANTARA) - PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) terus berupaya meningkatkan produksi minyak dan gas (migas) di Wilayah Kerja (WK) Rokan melalui inovasi teknologi dan transformasi digital penerapan Artificial Intelligence (AI) untuk mendukung produksi yang andal dan efisien.
"Dalam era digital kini, teknologi kecerdasan buatan (AI) itu telah menjadi pendorong utama dalam transformasi sektor energi dan pertambangan yang efisien operasional tinggi sekaligus berdampak signifikan terhadap keamanan dan keberlanjutan industri migas itu," kata Manager Integrated OPT DSC PHR WK Rokan Tomi Ihwanto dalam rilisnya seperti disampaikan Humas PT PHR Rian, di Pekanbaru, Kamis.
Menurut dia, saat ini PHR menjadi tulang punggung energi nasional dan menjadi produsen migas nomor satu di Indonesia dengan rata-rata produksi 162 barel minyak per hari (BOPD).
Akan tetapi untuk mempertahankan produksi mendekati 10 ribu juta fluida yang dikelola lewat 84 lapangan aktif setiap hari tidak mudah.
"Karena itu digitalisasi menjadi keharusan untuk memastikan PHR bergerak cepat dan akurat guna membuat suatu keputusan yang tepat di samping memastikan keselamatan kerja," kata Tomi.
Ia menjelaskan dalam operasi PHR harus memastikan 12 ribu sumur, 13.200 km jaringan pipa dan 35 stasiun pengumpul bekerja dengan baik dan andal. Setiap tahun PHR melakukan pengeboran lebih dari 500 sumur.
Beberapa penerapan transformasi digital PHR yang berkontribusi pada peningkatan produksi dan keandalan operasi, di antaranya AI-Based Inferred Production (ABI-PRO) yang mampu memantau kinerja pompa di setiap sumur. Penerapan teknologi machine-learning ini mendeteksi lebih dini apabila kinerja pompa menurun sehingga harus dilakukan perawatan.
PHR juga menerapkan Sistem Pengaturan Distribusi Injeksi Uap Terpadu (SI PINTAR) yang membantu pembuatan keputusan yang tepat untuk distribusi injeksi uap di lapangan Duri saat mengalami kondisi abnormal seperti suplai gas yang kurang.
"PHR juga menerapkan teknologi Automated Production Network Simulation (DTRANS) yakni berupa simulasi jaringan pipa yang tersebar di WK Rokan untuk mempermudah mendapatkan informasi dan mengambil keputusan apabila menemukan kondisi yang tidak normal pada jaringan pipa," katanya.
AI juga diterapkan pada fasilitas bawah permukaan seperti Advance Dyno Card Self Supervised Learning (SSL Saurus) yang dapat mengidentifikasi penurunan operasi di bawah permukaan.
Di samping itu, kecanggihan e-Mars 2.0 (Minas Advance Reactivation Strategy) sebagai AI-expert system yang diciptakan oleh para pekerja PHR ini untuk mendukung inisiatif strategis juga ditampilkan. e-Mars terbukti mampu menghidupkan kembali sumur-sumur yang idle (tidak aktif). Sejauh ini, e-Mars telah berhasil mengaktifkan kembali lebih dari 700 sumur idle sejak alih kelola di WK Rokan.
"Pemantauan dan optimalisasi alur produksi secara real time melalui teknologi digital terbukti meningkatkan efisiensi dan meminimalisasi kehilangan produksi," katanya pula.
Baca juga: PT Pertamina Hulu Rokan terus berinovasi tingkatkan produksi minyak
Baca juga: PHR kembangkan pengeboran sumur eksplorasi migas non konvensional
Pewarta: Frislidia
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2024