Solo (ANTARA News) - Ketua MPR periode 1999-2004, Amien Rais, menilai bahwa pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono melakukan empat kesalahan yang menggoyahkan kepercayaan masyarakat dan bangsa kepada pemerintah sendiri. Hal tersebut disampaikan Amien dalam Tabligh Akbar peringatan hari jadi PAN ke-8, di Solo, Minggu. "Pertama adalah dua janji penting yang disampaikan ketika kampanye, yaitu tidak akan melakukan impor beras dan menaikkan harga BBM, namun kenyataannya dengan enteng dilanggar," ujar mantan Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PAN itu. Kemudian, Guru Besar di Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta tersebut menyatakan, janji Wapres Jusuf Kalla ketika terjadi gempa di Jateng dan Yogyakarta, yang menyatakan pemerintah akan memberi bantuan ganti rugi rumah yang rusak antara Rp10-30 juta. "Ternyata, sampai sekarang hal itu hanya fatamorgana," kata mantan Ketua Umum PAN tersebut. Kesalahan lain yang dilakukan, menurut dia, seorang Presiden dalam pidato resminya memakai data kemiskinan dan pengangguran yang sudah kedaluwarsa. "Hal ini merupakan kesalahan fundamental yang tidak dapat dimaafkan, karena mengelabuhi publik," katanya. Namun, tegas dia, masih ada waktu sekitar tiga tahun untuk berbenah diri. "Jangan sampai tidak jujur, jujurlah pada bangsa sendiri. Mudah-mudahan legitimasi yang mulai goyah ini bisa mantap kembali," tuturnya. Sementara itu, dimintai tanggapannya tentang rencana impor beras oleh pemerintah, seusai acara, Amien mengungkapkan, hampir mustahil jika mengharap upaya penolakan impor beras dari para anggota DPR. Karena, menurut dia, DPR sekarang ini sudah menjadi "tukang stempel" pemerintah. "Hampir seluruh kebijakan pemerintah yang keliru pun juga diamini," lanjutnya.(*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2006