Jakarta (ANTARA News) - Bursa kandidat Ketua Umum DPP PPP mulai muncul dan pengurus di daerah makin serius menilai tokoh yang akan diajukan dalam Muktamar PPP pada Januari 2007, bahkan Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PPP Purworejo, Jawa Tengah, secara resmi mengeluarkan rekomendasi yang menetapkan Arief Mudatsir Mandan sebagai kandidat Ketua Umum PPP. "Tentu saja rekomendasi itu akan ditindaklanjuti lebih serius lagi sehingga tercapai apa yang menjadi cita-cita untuk membesarkan PPP," kata Arief Mudatsir, di Jakarta, Minggu, menanggapi keputusan PPP Purworejo. Ini sekaligus merupakan cabang pertama yang mengusung Arief untuk menggantikan Hamzah Haz. Arief menyambut baik dan terimakasih atas dukungan dan kepercayaan itu. Keputusan DPC PPP Purworejo, Jawa Tengah, resmi mencalonkan Arief Mudatsir Mandan sebagai calon Ketua Umum PPP pada Muktamar Januari 2007 dicapai dalam Musyawarah Kerja Cabang (Mukercab) yang berlangsung di Purworwjo, Sabtu (2/9) lalu. Dalam Muswil PPP Jawa Tengah beberapa waktu lalu, Hamzah Haz menyampaikan tiga nama kandidat Ketua Umum untuk menggantikan dirinya, Arief Mudatsir Mandan, Endin AJ Soefihara, dan Suryadharma Ali. Hingga saat ini baru nama Arief Mudatsir yang langsung disambut cabang-cabang PPP se-Jawa Tengah. Anggota DPR RI asal Jawa Tengah Daromi Irjaz menyatakan, muktamirin yang datang dari utusan cabang, wilayah dan anggota DPRD hendaknya memberikan kepercayaan pada Arief Mudatsir memimpin PPP. Selain sebagai tokoh muda yang potensial dan memiliki wawasan luas, serta kemampuan untuk mengelola partai dengan benar, Arief Mudatsir juga berasal dari Jawa Tengah. Sejak berdirinya PPP (1975), tokoh-tokoh PPP yang memimpin partai berlambang Ka'bah itu berasal dari Kalimantan Selatan KH Idham Chalid, Jawa Barat HM Mintaredja, dari Sumatera Selatan Jhon Naro, kemudian disusul dari Aceh Ismail Hasan Metareum, dan sekarang ini dipegang Hamzah Haz dari Kalimantan Barat. "Saya tiak bermaksud mengangkat ke daerahan, melainkan dengan menunjukkan fakta sejarah itu, sebagai bahan pertimbangan," kata Daromi Irja. (*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2006