Makassar (ANTARA) - Kemitraan Riset Australia-Indonesia atau The Partnership for Australia-Indonesia Research (PAIR) menginvestasikan lebih dari Rp125 miliar untuk memperluas penelitian di seluruh Sulawesi.
Konsul Jenderal Australia di Makassar Todd Dias melalui keterangannya di Makassar, Rabu, mengemukakan program ini memberikan kesempatan yang sangat baik bagi para peneliti dari Indonesia dan Australia untuk bekerja sama membantu mengidentifikasi solusi kebijakan atas berbagai masalah seperti perubahan iklim dan akses ke infrastruktur.
"Program Australia-Indonesia ini merupakan satu-satunya kemitraan internasional utama yang berfokus hanya pada Sulawesi," ujar Todd.
Baca juga: Pemprov-Unhas dan PAIR kembangkan rumput laut jaga ekosistem
Kebijakan investasi di Sulawesi ini dilakukan setelah uji coba yang sukses dengan fokus Provinsi Sulawesi Selatan.
Program percontohan PAIR di Sulawesi Selatan menginformasikan penyusunan peta jalan untuk industri rumput laut yang lebih berkelanjutan, memberikan rekomendasi tentang pengurangan mikroplastik di lingkungan pesisir, dan mengidentifikasi masyarakat lokal dapat memperoleh manfaat dari jalur kereta yang dibangun dari Makassar ke Parepare.
Baca juga: PAIR Lab didirikan pastikan kesinambungan riset di Sulsel
Menurut dia, ini pertama kalinya Indonesia dan Australia mendanai inisiatif semacam ini, yang menyoroti pentingnya kedua pemerintah dalam riset kolaboratif dan membantu mengembangkan enam provinsi di Sulawesi.
"Kami sangat senang enam provinsi di Sulawesi akan memperoleh manfaat dari Kemitraan untuk Penelitian Australia-Indonesia," ujar Todd.
Baca juga: Unhas-PAIR kolaborasi riset pengembangan potensi Sulawesi Selatan
PAIR akan mendukung pertumbuhan ini dengan menyediakan solusi berbasis bukti yang kuat bagi para pembuat kebijakan.
Program PAIR Sulawesi berpusat di Universitas Hasanuddin Makassar, yang menjadi tuan rumah Australia-Indonesia Centre PAIR Lab. Australia-Indonesia Centre, yang telah beroperasi selama empat tahun, melibatkan 11 universitas terkemuka di Australia dan Indonesia.
Pewarta: Nur Suhra Wardyah
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2024