"Untuk memimpin bangsa sebesar Indonesia, kita tidak boleh terjebak pada tua muda, laki perempuan namun lebih pada kapasitas dan kapabilitas calon yang bersangkutan," kata Saleh Husin di Jakarta, Senin.
Dia menilai bakal calon presiden Indonesia harus matang dalam berbagai hal karena Pemilu Presiden bukan sekedar pemilihan kepala daerah yang bisa sekedar mencoba.
Saleh mengatakan Indonesia di masa depan menghadapi berbagai tantangan dari dalam maupun luar yang sangat berat dan kompleks.
"Jadi kita jangan sekedar selalu coba-coba yang akhirnya merugikan bangsa kita lima tahun kedepan," ujarnya.
Menurut dia, Indonesia sudah tertinggal dari beberapa negara tetangga yang pada masa lalu mereka jauh dibelakang Indonesia.
Dia mengatakan masing-masing parpol mempunyai mekanisme dalam proses regenerasi di pengurus parpol.
"Hanura sudah lakukan regenerasi yaitu hampir 80 persen pengurus elitnya adalah anak muda dan itu berjalan dengan baik," tegasnya.
Survei Institut Riset Indonesia menyebutkan bakal calon presiden dari kalangan muda merupakan magnet untuk meningkatkan partisipasi politik masyarakat di Pemilu 2014.
"Apabila capres di bawah 55 tahun maju tingkat partisipasi pemilih sebesar 81,86 persen sedangkan kalau capres di atas 55 tahun maju tingkat partisipasi pemilih 63,36 persen," kata peneliti INSIS Mochtar W Oetomo dalam konferensi pers di Jakarta, Minggu.
Mochtar menjelaskan ketika capres usia di bawah 55 tahun tingkat partisipasi pemilih sebesar 81,86 persen, tidak menggunakan hak pilih sebesar 4,2 persen, dan tidak menjawab 13,92 persen.
Dia membandingkan ketika tokoh di atas 55 tahun maju menjadi bakal capres maka tingkat partisipasi pemilih menjadi 63,36 persen, tidak menggunakan hak pilih 8,31 persen, dan tidak menjawab 28,31 persen.
Survei itu dilakukan dari 4 Desember 2013 hingga 8 Januari 2014 di 34 provinsi di seluruh Tanah Air dengan metode multistage random sampling.
Jumlah responden sebanyak 1.070 orang dengan tingkat kesalahan tiga persen dan tingkat kepercayaan 95 persen. Data dari survei itu dikumpulkan melalui wawancara tatap muka dengan pedoman kuesioner.
Pewarta: Imam Budilaksono
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2014