Seoul (ANTARA News) - Gerakan kendaraan yang terlihat di pangkalan penting peluru kendali Korea Utara memicu kekhawatiran bahwa negara tersebut mungkin mempersiapkan ujicoba rudal lainnya, laporan berita-berita Ahad. Pejabat-pejabat intelijen mendeteksi adanya gerakan-gerakan di dan sekitar Gitdaeryeong, di pantai tenggara, di mana enam rudal balistik diujicobakan dua bulan lalu, kata kantor berita Yonhap, mengutip sumber pemerintah yang tak disebut namanya. "Para pejabat intelijen militer melihat gerakan-gerakan sejumlah kendaraan besar di daerah Gitdaeryeong utara," ucap sumber Yonhap. "Mereka tidak mengesampingkan kemungkinan bahwa kegiatan itu adalah bagian dari persiapan ujicoba rudal berikutnya." Pejabat-pejabat kementerian pertahanan tidak segera bisa diperoleh komentarnya atas laporan-laporan ini. Korea Utara telah melakukan ujicoba peluncuran tujuh rudal - termasuk enam rudal jarak pendek dan sedang dari Gitdaeryeong - ke Laut Jepang (Laut Timur) 5 Juli lalu, yang memicu kecaman internasional. Dewan Keamanan PBB secara aklamasi menerima resolusi yang mengenakan sanksi-sanksi berkaitan dengan ujicoba rudal terhadap Korea Utara, tetapi Pyongyang segera menolak hal itu dan mengancam akan melakukan aksi lebih besar lagi. Pyongyang mengatakan dalam Februari 2005, bahwa pihaknya telah membangun senjata nuklir namun tidak ada laporan-laporan mengenai ujicoba nuklir itu. Para pejabat di kementerian luar negeri dan pertahanan Korea Selatan mengatakan bahwa Korea Utara mungkin melakukan langkah-langkah lanjutan, termasuk peluncuran rudal atau ujicoba nuklir. Yonhap mengatakan, ini mungkin saat yang bertepatan dengan pertemuan puncak antara Presiden Korea Selatan Roh Moo-hyun dan Presiden AS George W. Bush di Washington, 14 September. AS berhasil dalam melakukan ujicoba sistem pertahanan rudalnya, yang sebagiannya dirancang untuk menghadapi serangan-serangan rudal Korea Utara yang melintasi Pasifik, Jumat. Korea Utara Sabtu menuduh AS mengancam perang dengan melakukan tes serta melakukan latihan militer gabungan dengan Selatan. (*)
Copyright © ANTARA 2006