Jakarta (ANTARA News) - Survei Institut Riset Indonesia menyebutkan bakal calon presiden dari kalangan muda merupakan magnet untuk meningkatkan partisipasi politik masyarakat pada Pemilu 2014.

"Apabila capres di bawah 55 tahun maju, tingkat partisipasi pemilih sebesar 81,86 persen, sedangkan kalau capres di atas 55 tahun maju tingkat partisipasi pemilih 63,36 persen," kata peneliti INSIS Mochtar W. Oetomo dalam konferensi pers di Jakarta, Minggu.

Mochtar menjelaskan, ketika capres usia di bawah 55 tahun, tingkat partisipasi pemilih sebesar 81,86 persen, tidak menggunakan hak pilih sebesar 4,2 persen, dan tidak menjawab 13,92 persen.

Dia membandingkan ketika tokoh di atas 55 tahun maju menjadi bakal capres, tingkat partisipasi pemilih menjadi 63,36 persen, tidak menggunakan hak pilih 8,31 persen, dan tidak menjawab 28,31 persen.

"Maknanya publik mendapat pilihan sesuai dengan harapan mereka karena ada magnet di antara tokoh muda," ujarnya.

Dalam survei itu Mochtar menjelaskan bahwa tokoh capres muda yang memiliki tingkat elektabilitas tertinggi adalah Joko Widodo (83,5 persen), Priyo Budi Santoso (78,59 persen), Hary Tanoesoedibyo (75,79 persen).

Di bawah Hary secara berturut-turut Hidayat Nur Wahid (64,95 persen), Muhaimin Iskandar (62,89 persen), Puan Maharani (58,69 persen), dan Zulkifli Hasan (48,69 persen). Lalu, Ahmad Yani (42,33 persen), Anies Baswedan (42,24 persen), Gita Wirjawan (31,86 persen), Ferry Mursyidan Baldan (23,92 persen), Ahmad Muzani (21,77 persen), dan M.S. Kaban (10,46 persen).

Sementara itu, tokoh berusia di atas 55 tahun, seperti Megawati Soekarnoputri memiliki elektabilitas sebesar 98,5 persen, Prabowo Subianto 97,85 persen, dan Rhoma Irama 97,10 persen.

"Masyarakat lebih memilih capres muda karena dinilai lebih tegas dan memberi kesempatan pada tokoh muda, sedangkan capres di atas 55 tahun dipilih karena dinilai lebih berpengalaman," ujarnya.

Mochtar menilai partisipasi politik pemilih merupakan instrumen dalam demokratisasi. Oleh karena itu, harus diperhatikan semua pihak terutama partai politik.

Apabila menginginkan tingkat partisipasi pemilih tinggi, kata dia, parpol seharusnya mengajukan bakal capres berusia di bawah 55 tahun.

"Itu untuk mendorong lebih banyak masyarakat datang ke tempat pemungutan suara (TPS) daripada mengajukan kandidat berusia di atas 55 tahun," katanya.

Survei itu dilakukan dari 4 Desember 2013 hingga 8 Januari 2014 di 34 Provinsi di seluruh Indonesia dengan metode multistage random sampling.

Jumlah responden sebanyak 1.070 orang dengan tingkat kesalahan tiga persen dan tingkat kepercayaan 95 persen. Data dari survei itu dikumpulkan melalui wawancara tatap muka dengan pedoman kuesioner.

Pewarta: Imam Budilaksono
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2014