Manila, Filipina (ANTARA) - Presiden Ferdinand R. Marcos Jr. akan mengeluarkan perintah eksekutif untuk menyesuaikan tarif saat ini hingga tahun 2028, seiring upaya pemerintah memastikan akses dan keterjangkauan beras dan komoditas penting lainnya.

Dalam konferensi pers di Istana Kepresidenan Filipina, Selasa, Sekretaris Perencanaan Sosial Ekonomi Arsenio Balisacan mengatakan Presiden Marcos, sebagai ketua Dewan Otoritas Ekonomi dan Pembangunan Nasional (NEDA), menyetujui Program Tarif Komprehensif baru untuk tahun 2024-2028, mencakup berbagai produk pertanian dan industri.

Di antara produk-produk yang akan mendapat penurunan harga adalah beras, yang tarifnya akan turun sebesar 15 persen dari 35 persen, baik untuk tarif dalam kuota maupun luar kuota hingga tahun 2028.

“Keputusan ini bertujuan untuk makin menurunkan harga beras, dan membuatnya lebih terjangkau,” kata Balisacan.

Berdasarkan laporan inflasi terbaru dari Otoritas Statistik Filipina, beras menyumbang sekitar dua poin persentase, atau lebih dari 50 persen, terhadap inflasi utama.

Tekanan kenaikan harga beras, didorong dampak fenomena El Niño, serta meningkatnya permintaan mengingat pertumbuhan populasi dan perekonomian yang terus meningkat, kata Balisacan.

Penurunan tarif beras diperkirakan akan menurunkan harga beras bagi konsumen, sekaligus mendukung produksi dalam negeri melalui cakupan tarif dan peningkatan dukungan anggaran untuk meningkatkan produktivitas pertanian, terutama karena harga beras global tetap tinggi, menurut Ketua NEDA.

Dewan NEDA juga setuju untuk menggabungkan lini tarif bahan kimia dan produk kimia tertentu, tekstil, mesin, dan peralatan transportasi untuk menyederhanakan struktur tarif agar administrasi kepabeanan lebih efisien, dan meningkatkan kemudahan berbisnis.

Sementara itu, pengurangan tarif juga akan diterapkan pada bahan kimia tertentu dan briket batubara, untuk meningkatkan ketahanan energi dan mengurangi biaya pemakaian.

Pengurangan tarif untuk jagung, daging babi, dan daging yang dipotong dengan mesin berdasarkan Perintah Eksekutif 50 tahun 2023, akan dipertahankan hingga tahun 2028 untuk memastikan pasokan komoditas tersebut stabil, membantu mengelola inflasi, mendorong stabilitas kebijakan dan perencanaan investasi, serta meningkatkan ketahanan pangan.

Sumber: PNA-OANA
Baca juga: Filipina kesulitan turunkan harga beras meski pasokan melimpah
Baca juga: Filipina setujui penggunaan komersial beras rekayasa genetika
Baca juga: Warga desa Filipina tukar sampah dengan beras dalam perangi plastik

Penerjemah: Devi Nindy Sari Ramadhan
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2024