Bayangkan investasi ratusan triliun digelontorkan ke satu wilayah, itu tidak akan memeratakan melainkan menciptakan ketimpangan baru
Jakarta (ANTARA) - Institute for Development of Economics and Finance (Indef) mengusulkan kepada pemerintah mendatang untuk mengevaluasi kebijakan pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN).
“Kami harap pemerintahan berikutnya mengevaluasi pembangunan IKN,” kata ekonom senior Indef Fadhil Hasan dalam Diskusi Publik Indef bertajuk “Hari Lahir Pancasila: Ekonomi Sudah Adil untuk Semua?” yang dipantau secara daring di Jakarta, Selasa.
Dia berpendapat pembangunan IKN bila tidak dieksekusi dengan tepat justru berpotensi menciptakan ketimpangan baru.
“Alih-alih memeratakan pembangunan antara Jawa dan luar Jawa, justru saya kira ini akan menciptakan ketimpangan baru antarwilayah. Bayangkan investasi ratusan triliun digelontorkan ke satu wilayah, itu tidak akan memeratakan melainkan menciptakan ketimpangan baru,” ujar dia.
Untuk itu, dia berharap pemerintahan berikutnya dapat mempertimbangkan kembali rencana pembangunan IKN, terutama terkait kemampuan fiskal.
Menurutnya, pemerintah perlu merasionalkan pembangunan ibu kota baru sesuai dengan kemampuan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Baca juga: INDEF minta pemerintahan mendatang rasional kelola anggaran
Baca juga: Indef: IKN butuh pemimpin berpengalaman dan rekam jejak cemerlang
Misalnya, bila APBN sulit menanggung pembangunan smart city seperti yang selalu diharapkan Presiden Joko Widodo, maka pengembangan IKN dapat berfokus pada pembangunan Istana Negara.
“Jadi, perlu dirasionalkan pembangunan itu sesuai dengan kemampuan anggaran kita,” tuturnya.
Sebelumnya, Presiden RI Joko Widodo mengatakan pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) ditargetkan menjadi ibu kota terhijau di dunia berkonsep nusarimba.
Konsep kota masa depan disebutnya juga harus memiliki hutan kota, alun-alun dan taman yang luas.
“Kalau sebuah kota sudah telanjur isinya gedung dan beton ya memang harus mencarikan, artinya harus me-redesign lagi kotanya. Mungkin dengan memangkas beberapa gedung, dibeli, dipangkas, kemudian dijadikan taman kota. Tidak ada jalan lain kalau sudah telanjur.
“Sekali lagi kota masa depan yang diidamkan adalah kota yang green city, smart city, creative city, yang liveable dan lovable,” kata Presiden Jokowi.
Baca juga: Indef usulkan Pemerintah yakinkan publik usai mundurnya pimpinan OIKN
Baca juga: INDEF: Konflik geopolitik tingkatkan beban pelaku UMKM
Pewarta: Imamatul Silfia
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2024