aktivitas investasi di tahun 2025 diperkirakan tumbuh pada kisaran 5,2-5,9 persen
Jakarta (ANTARA) - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menargetkan pertumbuhan investasi di kisaran 5,2-5,9 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) pada 2025.
Meskipun kondisi global masih dihantui ketidakpastian, Ia menilai target tersebut ambisius namun masih realistis.
"Mempertimbangkan pergerakan suku bunga global, ketegangan geopolitik, serta potensi berbagai disrupsi, aktivitas investasi di tahun 2025 diperkirakan tumbuh pada kisaran 5,2-5,9 persen," kata Sri Mulyani saat Rapat Paripurna DPR RI Ke-19 Masa Persidangan V 2023-2024 di Jakarta, Selasa.
Bendahara Negara tersebut memaparkan bahwa investasi turut menyumbang sekitar 32 persen dari total perekonomian nasional, sehingga perlu untuk terus ditingkatkan sebagai motor penggerak ekonomi.
Selain itu, pertumbuhan ekonomi pada 2025 juga dipengaruhi faktor global dan domestik. Dari sisi Permintaan Agregat, dengan upaya Pemerintah menjaga dan meningkatkan daya beli serta kesejahteraan masyarakat, Konsumsi Rumah Tangga dalam 10 tahun terakhir berkontribusi bagi perekonomian sebesar 55 persen, secara rata-rata.
Baca juga: Sri Mulyani: Hilirisasi tetap jadi prioritas kebijakan fiskal RI
Baca juga: Sri Mulyani bidik defisit 2,45-2,82 persen untuk APBN 2025
Ia memproyeksikan Konsumsi Rumah Tangga tumbuh di kisaran 5,0-5,2 persen, dengan didukung membaiknya daya beli dan terkendalinya inflasi.
Dari sisi eksternal, Sri Mulyani menjelaskan kontribusi ekspor terhadap PDB dalam satu dekade terakhir rata-rata sekitar 21 persen setiap tahun, sementara impor 20 persen, sehingga secara netto ekspor berkontribusi sekitar 1 persen pada perekonomian nasional.
Ke depan, ekspor akan dipengaruhi aktivitas ekonomi global yang belum menunjukkan perbaikan signifikan.
“Outlook pertumbuhan global di tahun 2024 dan 2025, berdasarkan rilis Dana Moneter Internasional (IMF) bulan April lalu, stagnan di level 3,2 persen. Mempertimbangkan kinerja historis dan kondisi global, ekspor diperkirakan tumbuh antara 5,0–5,7 persen, sementara impor 4,3–4,9 persen. Peran Pemerintah terhadap PDB secara langsung melalui APBN dalam bentuk Konsumsi Pemerintah juga tetap penting,” pungkasnya.
Baca juga: Sri Mulyani: Program makan bergizi penting bagi pertumbuhan ekonomi
Baca juga: Menkeu dan Tim Gugus Tugas Sinkronisasi bertemu bahas RAPBN 2025
Pewarta: Bayu Saputra
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2024