Kualitas yang baik harus menjadi keunggulan produk lokal."
Yogyakarta (ANTARA News) - Sebanyak 100 perajin dari Kota Yogyakarta dan kabupaten lain di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menggelar promo hasil kerajinan di kantor Klinik Konsultasi Bisnis DIY untuk melakukan kampanye "100 Persen Jogja Banget".
"Mulai hari ini hingga 11 Maret akan ada perajin yang menggelar produk mereka di Klinik Konsultasi Bisnis (KKB), baik itu kuliner maupun kerajinan sebagai bagian dari kampanye 100 Persen Jogja Banget," kata Direktur Klinik Konsultasi Bisnis (KKB) DIY M. Nur Ridwan di sela pembukaan Gelar Promo Perajin Jogja di Yogyakarta, Sabtu.
Menurut dia, kampanye tersebut ditujukan agar seluruh masyarakat memiliki kesadaran untuk menggunakan dan bangga atas produk-produk dari Yogyakarta untuk berbagai kesempatan.
Apalagi, lanjut Ridwan, hingga saat ini para perajin mikro, kecil dan menengah di DIY masih mengalami kesulitan di bidang pemasaran.
"Bantuan yang bisa diberikan adalah membuka akses pemasaran. Semua pihak terkait perlu memberikan bantuan agar produk perajin mikro, kecil dan menengah bisa dipasarkan dengan baik," katanya.
Oleh karena itu, lanjut dia, kampanye tersebut akan lebih berhasil apabila mendapat dukungan dari pemerintah daerah dengan membuat regulasi tertentu mengenai penggunaan produk asli Yogyakarta.
"Misalnya saja, untuk pertemuan atau kegiatan pemerintahan menggunakan makanan yang diproduksi perajin dari Yogyakarta atau pada hari tertentu mengenakan produk batik asli Yogyakarta," katanya.
Ketua Dewan Kerajinan Nasional Kota Yogyakarta Tri Kirana Muslidatun dalam kesempatan yang sama mengatakan, kegiatan gelar produk dan kampanye "100 Persen Jogja Banget" tersebut dapat dimanfaatkan untuk memberikan penyadaran kepada masyarakat agar mencintai produk lokal.
"Serbuan produk asing dengan harga lebih murah memang menjadi pesaing bagi perkembangan perajin mikro, kecil dan menengah. Namun, masyarakat harus lebih jeli dengan membandingkan kualitas produk," katanya.
Harga produk yang lebih murah, lanjut Tri, biasanya tidak diikuti dengan kualitas produk yang baik sehingga barang mudah rusak. "Kualitas yang baik harus menjadi keunggulan produk lokal," katanya.
Sedangkan permasalahan pemasaran yang selalu menjadi kendala perajin, lanjut Tri, sudah diantisipasi dengan memberikan kesempatan melakukan pameran satu tahun sekali di Malioboro Mall, serta memberikan tempat di pasar seni dan kerajinan Kota Yogyakarta XT-Square.
"Khusus untuk di XT-Square, akan kami evaluasi karena selama satu tahun terakhir belum memberikan dampak signifikan terhadap pemasaran," katanya.
Sementara itu, Ketua Asosiasi Industri Permebelan dan Kerajinan Indonesia (Asmindo) Ambar Tjahyono mengatakan, pertumbuhan ekonomi di Indonesia banyak didukung dari perajin kecil dan menengah.
"Ekonomi tumbuh dari bawah, yaitu dari kampung dan desa. Potensi ekonomi dari bawah inilah yang harus terus dikembangkan apabila Indonesia ingin maju," katanya. (*)
Pewarta: Eka Arifa Rusqiyati
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2014