Tangerang (ANTARA) - Tim Badan Reserse Kriminal Kepolisian Republik Indonesia (Bareskrim Polri) melakukan proses ekstradisi atau pemulangan terhadap buronan Interpol yakni Chaowalit Thongduang alias Sia Pang Nanode alias Sulaiman, ke Thailand melalui Bandara Internasional Soekarno-Hatta (Soetta) Tangerang, Banten pada Selasa pukul 15.00 WIB.

Kepala Divisi Hubungan Internasional (Hubinter) Irjen Pol. Krishna Murti, mengatakan bahwa tim Polri saat ini turun langsung mengawal proses ekstradisi kepada Chaowalit Thongduang untuk dikembalikan ke asal negaranya.

"Dilakukan proses pengulangan melalui mekanisme pintu operation, yaitu menggunakan instrumen pelanggaran Keimigrasian, sehingga yang bersangkutan dideportasi sebagai gambaran sangka masuk ke Indonesia tidak melalui jalur pintu masuk Indonesia," ucap Krishna dalam konferensi pers di Tangerang.

Dalam proses pemulangan ini, katanya, tim Bareskrim mengerahkan 10 anggota untuk mengawal proses ekstradisi tersebut. Anggota gabungan tersebut berasal dari Bareskrim Polri dan Hubinter, karena pihaknya bersama buron interpol tersebut akan dijemput oleh pihak keamanan negara Thailand dengan menggunakan pesawat khusus.

"Nanti akan dikawal dengan 10 anggota Polri dari Bareskrim Polri dari Polda Sumut dan divisi internasional. pesawatnya didatangkan langsung dari Thailand dikenal dengan pihak Kehakiman Thailand dan di dalamnya satu ada Polisi Thailand serta sisanya 10 anggota Polri dari Indonesia dengan," ujarnya.

Baca juga: Polri tangkap WNA Thailand buronan nomor satu

Krishna menambahkan, dalam penangkapan terhadap Sia Pang Nanode alias Sulaiman ini merupakan rangkaian dari target penangkapan kepada buron nomor 1 di Indonesia yang berada di Thailand, sehingga Polri melakukan hubungan ketat bersama pihak keamanan negara Thailand untuk melakukan operasi besar-besaran sebagai upaya menangkap pelaku kejahatan narkoba.

"Thailand juga akan melakukan operasi besar-besaran untuk menangkap buron nomor satu di Indonesia yang berada di Thailand, mudah-mudahan kerjasama ini bisa membawakan hasil . Nanti, ada 10 anggota kami yang berangkat ke Thailand juga untuk mengomunikasikan dalam mengupayakan penangkapan buronan besar tersebut," ungkapnya.

Diketahui, Chaowalit yang menjadi buron nomor satu di Tahiland ditangkap tim gabungan Polri di Bali pada tanggal 30 Mei 2024. Buronan nomor 1 Thailand tersebut masuk ke Indonesia sejak 8 Desember 2023.

Buronan paling dicari itu melarikan diri dari penjara Thailand pada 22 Oktober 2022 saat izin berobat gigi di rumah sakit.

Pelarian Chaowalit dibantu rekan-rekanya yang merupakan gembong narkoba. Sebelum melarikan diri, Chaowalit sempat menempang anggota polisi Thailand. Chaowalit melarikan diri ke India, lalu ke Indonesia melalui perairan Aceh pada 8 Desember 2023.

Polri menerima permintaan red notice Chaowalit dari Royal Thai Police pada 16 Februari 2024. Lalu memburu keberadaa-nya yang terendus berada di Sumatera Utara. Setelah diselidiki pada 20 Mei 2024, Chaowalit sudah berpindah tempat ke Bali untuk berlibur.

Selama masa pelarian-nya, Chaowalit berpura-pura bisu karena tidak bisa berbahasa Indonesia maupun Inggris. Dalam berkomunikasi dengan pihak-pihak yang menemaninya menggunakan bantuan aplikasi google translate.

Baca juga: Polri kawal proses ekstradisi buronan nomor 1 Thailand

Baca juga: Polri usut pembuat KTP palsu buronan Thailand

Baca juga: Polri harapkan Thailand segera tangkap dan serahkan Fredi Pratama

Pewarta: Azmi Syamsul Ma'arif
Editor: Edy M Yakub
Copyright © ANTARA 2024