Menurutnya, demi mewujudkan penurunan prevalensi perokok dan meningkatkan kesehatan warga negara, pendekatan kebijakan tanpa merokok akan lebih efektif dengan pengetatan regulasi yang dibarengi dengan pendekatan pembiasaan gaya hidup.
Ia memberi contoh seperti halnya dalam pembiasaan masyarakat untuk hidup sehat dengan rutin berlari dan bersepeda, yang kini menjadi kegemaran banyak orang di Indonesia.
Baca juga: Menkes: Beban kesehatan negara akibat rokok lebih gede dari pendapatan
Baca juga: Menkes harap PP aturan turunan UU Kesehatan disahkan bulan ini
Menkes Budi juga menyebut upaya yang sama juga telah terbukti dengan munculnya budaya minum kopi yang dinilai lebih keren untuk mengonsumsinya tanpa gula, dibandingkan dengan yang menggunakan gula, yang dapat membantu menekan prevalensi diabetes di Indonesia.
Hal yang sejenis, ungkap Menkes, merupakan strategi yang juga diaplikasikan oleh industri tembakau kepada masyarakat, agar seolah-olah masyarakat yang merokok terlihat keren, dan akhirnya kini menjadi gaya hidup yang dilakukan oleh banyak orang di Indonesia.
Oleh sebab itu, ia pun menilai hal sejenis juga dapat diaplikasikan dalam bentuk lain, guna menerapkan hidup sehat tanpa rokok.
"Anak-anak muda di belakang, tanya, gimana caranya supaya anak muda melihat merokok is not cool, enggak gaya, bukan zaman sekarang, merokok adalah orang tua," ucapnya.
Pembiasaan hidup tanpa rokok kepada anak muda, kata Menkes, bisa menjadi upaya baru dalam mengurangi prevalensi perokok baru di Indonesia, di mana pada umumnya anak muda memiliki sifat "semakin dilarang, semakin dilakukan".
"Aku lagi nyari yang di anak-anak, figur-figur seperti itu yang ditiru, sehingga kalau kita bilang 'oh ngerokok enggak cool deh, aku enggak ngerokok aku sukanya makan salad'. Jadi, semua orang akan geser enggak ngerokok dan makan salad," ucapnya.
Baca juga: PDPI usulkan sejumlah langkah guna lindungi generasi muda dari rokok
Baca juga: Lentera Anak minta komitmen tegas pemerintah lindungi anak dari rokok
Pewarta: Sean Filo Muhamad
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2024