Total untuk konstruksi ini sekitar Rp339 miliar atau setara 21 juta USD keseluruhan tetapi hanya untuk konstruksi persemaian kira-kira 14 juta USD,
Jakarta (ANTARA) - Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya menyebutkan pusat persemaian skala besar Mentawir di Penajam Paser Utara, Provinsi Kalimantan Timur, menelan biaya konstruksi Rp339 miliar.
Siti menjelaskan pusat persemaian Mentawir yang memproduksi 15 juta bibit per tahun ini untuk memenuhi penyediaan bibit berkualitas dalam program rehabilitasi hutan dan lahan baik di Ibu Kota Nusantara maupun Kalimantan.
"Total untuk konstruksi ini sekitar Rp339 miliar atau setara 21 juta USD keseluruhan tetapi hanya untuk konstruksi persemaian kira-kira 14 juta USD," kata Menteri Siti saat memberikan paparan pada peresmian persemaian Mentawir yang disaksikan melalui akun YouTube Sekretariat Presiden di Jakarta, Selasa.
Siti merinci pembiayaan konstruksi persemaian Mentawir menggunakan mekanisme kerja sama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU) atau Public Private Partnership (PPP), yakni KLHK, Kementerian PUPR, PT Indo Tambangraya Megah dan BUMN, dalam hal ini PLN dan PT Telkom.
Baca juga: KLHK: persemaian Mentawir produksi 8 juta bibit rehabilitasi lahan IKN
Pembiayaan itu terdiri atas PT Indo Tambangraya Megah sebesar Rp130 miliar untuk konstruksi bangunan, Kementerian PUPR sebesar Rp38 miliar untuk embung sistem pengairan dan Rp112 miliar untuk akses jalan, serta KLHK sebesar Rp59 miliar untuk penyiapan lahan dan pembibitan.
Pusat persemaian Mentawir telah dimulai konstruksinya pada akhir 2022 dan selesai pada Desember 2023 dengan kapasitas produksi bibit sebanyak 15 juta per tahun.
Kompleks pusat persemaian Mentawir berada di area seluas 120 hektare yang terdiri atas 30 hektare sebagai pusat produksi bibit dan 90 hektare lainnya disiapkan untuk plasma nutfah nasional yang saat ini masih dalam persiapan konstruksi.
Sebagai persemaian skala besar, persemaian Mentawir dilengkapi dengan "production house", "mother plant house", "germination house", area aklimatisasi dan open growth area.
"Untuk produksi bibit, sudah dilengkapi dengan mesin pengisi media ke dalam 'paper bag' atau 'polybag' sehingga akan mempercepat proses produksi bibit, serta dilengkapi dengan mekanisme otomatisasi berbasis komputer untuk penyiraman bibit," kata Siti.
Baca juga: Presiden: Pusat persemaian bukti komitmen RI merespons perubahan iklim
Dalam peresmian itu, Presiden Joko Widodo mengatakan fasilitas persemaian dilengkapi dengan pusat plasma nutfah berupa bio bank dan seed bank itu merupakan komponen utama yang telah dipersiapkan pemerintah sejak awal pembangunan IKN bergulir.
Bibit yang tumbuh di fasilitas itu, kata Presiden, berguna untuk persemaian dalam rangka rehabilitasi hutan, melalui penanaman kembali pohon di sejumlah lokasi eks tambang.
Pewarta: Mentari Dwi Gayati
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2024