Ekonomi Indonesia tetap sehat berkat dukungan dari tingkat konsumsi yang kuat

Jakarta (ANTARA) - Chief Investment Officer for Southeast Asia and India at HSBC Global Private Banking and Wealth, James Cheo, mengatakan ekonomi Indonesia tetap sehat didukung oleh konsumsi dalam negeri yang kuat.

"Ekonomi Indonesia tetap sehat berkat dukungan dari tingkat konsumsi yang kuat," kata James dalam konferensi pers HSBC Global Private Banking Investment Outlook untuk Kuartal III-2024 di Jakarta, Selasa.

Ia menuturkan data produk domestik bruto (PDB) kuartal I-2024 Indonesia menunjukkan pertumbuhan berada di level 5,1 persen secara tahunan.

Angka tersebut tercapai berkat konsumsi domestik, meskipun investasi dan ekspor sedikit melemah. Bidang layanan jasa adalah titik cerah yang ditopang oleh pariwisata.

Memasuki semester kedua tahun 2024, James mengatakan pertumbuhan ekonomi akan didukung oleh pertumbuhan kredit yang kuat dengan adanya pengaruh penanaman modal asing dan pengeluaran infrastruktur.

Ia memperkirakan ekonomi Indonesia bisa tumbuh 5,2 persen di 2024, lebih tinggi dari 5 persen pada 2023.

Di sisi lain, Bank Indonesia (BI) mengejutkan banyak pihak dengan menaikkan suku bunga acuan BI-Rate di bulan April menjadi sebesar 6,25 persen untuk mengatasi pelemahan rupiah dan inflasi yang kembali sedikit mengalami kenaikan. Menurut dia, sekarang juga muncul ketidakpastian akan arah suku bunga.

Oleh sebab itu, pihaknya menunda waktu pemangkasan suku bunga pertama untuk BI-Rate menjadi di kuartal IV-2024.

"Kami menunda waktu pemangkasan suku bunga pertama di Indonesia menjadi di kuartal IV tahun 2024," ujarnya.

BI sepertinya akan tetap berhati-hati untuk memangkas bunga, dan memilih untuk menunggu langkah dari bank sentral Amerika Serikat (AS) atau The Fed.

Ia memperkirakan bahwa pemangkasan suku bunga di AS akan terjadi di September 2024.

"Untuk Indonesia, kinerja pasar masih akan bergejolak dalam beberapa bulan mendatang. Oleh karena itu, kami dalam posisi netral terhadap pasar saham Indonesia,” tutur James.

Sebelumnya, Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan ekonomi Indonesia tetap berdaya tahan pada periode tingginya ketidakpastian global.

Hal tersebut tercermin dari pertumbuhan ekonomi triwulan I-2024 tercatat 5,11 persen secara year on year (yoy), meningkat dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan sebelumnya sebesar 5,04 persen (yoy).

"Perkembangan ini didukung oleh permintaan domestik," kata Perry dalam konferensi pers Hasil Rapat Dewan Gubernur BI Bulan Mei 2024 di Jakarta, Rabu (22/5).

Permintaan domestik tersebut berupa konsumsi swasta dan pemerintah yang membaik, didorong oleh dampak positif pelaksanaan Pemilu 2024 dan hari libur nasional terkait dengan Hari Besar Keagamaan Nasional.

Ia juga menuturkan investasi tumbuh baik, terutama ditopang oleh investasi bangunan seiring berlanjutnya pembangunan infrastruktur.

Bank Indonesia memprakirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia 2024 berada dalam kisaran 4,7-5,5 persen.

Pewarta: Martha Herlinawati Simanjuntak
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2024