Beijing (ANTARA) - "Sewaktu kecil, kita terpesona dengan kantong Doraemon yang seakan-akan berisi semua yang ada di dunia ini. Sekarang, sebagai orang dewasa, kita semakin menghargai kepercayaan dan persahabatannya yang tak tergoyahkan dengan Nobita," kata seorang netizen di platform mikroblog Weibo, mengungkapkan daya tarik abadi dari karakter yang dicintai ini.

"Doraemon the Movie: Nobita's Earth Symphony", film terbaru dari waralaba animasi Jepang tersebut, mendominasi box office di China Daratan pada Hari Anak. Ini menandai tahun keempat berturut-turut film Doraemon menduduki posisi teratas selama liburan itu.

Film tersebut meraup 58,45 juta yuan (1 yuan = Rp2.237), atau 31 persen dari total penjualan box office pada 1 Juni, menurut platform pelacak box office Maoyan. Hingga Senin (3/6) sore waktu setempat, pendapatan kotor kumulatifnya telah melampaui 90 juta yuan.

Doraemon, serial manga dan anime ikonis Jepang yang digemari di seluruh Asia, mengisahkan seekor kucing robot dari masa depan yang menggunakan berbagai macam alat untuk membantu seorang anak sekolah bernama Nobita dalam menghadapi tantangan sehari-hari dan memperoleh pelajaran hidup yang berharga.

Waralaba tersebut memulai debut layar lebarnya di China Daratan dengan film "Doraemon: Nobita's Dinosaur" pada 2007. Sejak 2015, sebuah film Doraemon baru telah meramaikan bioskop-bioskop di China Daratan setiap tahunnya, dan terus memikat para penonton dari tahun ke tahun.

Film-film Doraemon telah mendominasi box office pada Hari Anak selama empat tahun berturut-turut sejak 2021, setelah sebelumnya juga menempati peringkat teratas selama liburan tersebut pada 2015 dan 2018. Film yang dirilis pada 2015, "Stand by Me Doraemon", meraup 529 juta yuan di China Daratan, dan hingga kini masih menjadi film Doraemon terlaris di pasar ini.

Memperoleh rating 6,8 dari 10 saat ini di platform ulasan Douban, "Doraemon the Movie: Nobita's Earth Symphony" diperkirakan akan menghasilkan total pendapatan sebesar 145 juta yuan, menurut perkiraan terbaru Maoyan.

Reaksi penonton sangat beragam. Seorang pengguna Douban menyebut film animasi terbaru ini "menetapkan standar yang tinggi bagi para penontonnya," mengisyaratkan bahwa para penonton mungkin perlu memahami sejarah musik Jepang dan internasional, serta mengenal komposisi-komposisi terkenal dan latar belakangnya, untuk dapat menghayatinya secara penuh.

Kendati demikian, seri film Doraemon telah menjadi film utama di box office China Daratan pada Hari Anak China, sebuah tren yang menurut para pengamat industri dikarenakan oleh basis penggemarnya yang setia dan telah dipupuk selama beberapa dekade.

Sama halnya dengan "Doraemon", daya tarik abadi dari film animasi karya Hayao Miyazaki juga mencerminkan tren ini. Dirilis pada awal April, film "The Boy and the Heron" yang meraih Oscar telah meraup 790 juta yuan, menjadikannya film animasi dengan pendapatan tertinggi kedua di China Daratan, setelah film buatan China "Boonie Bears: Time Twist", yang telah menghasilkan 2 miliar yuan.

Mahakarya anime Miyazaki "Spirited Away" juga sukses besar di pasar ini, meraup 488 juta yuan pada 2019.

Dalam sebuah wawancara dengan Xinhua, Presiden Asosiasi Kritikus Film China Rao Shuguang mengatakan bahwa kinerja box office yang luar biasa dari animasi Jepang menyoroti "pengaruh luar biasa" di pasar China Daratan. "Film-film itu memang memiliki banyak penggemar," ujarnya.

Rao menekankan pentingnya memperkenalkan beragam film global kepada penonton China. "Tujuannya adalah untuk menghadirkan film-film terbaik dari seluruh dunia ke China," ujarnya, seraya mengungkapkan harapannya akan hubungan yang sinergis antara sinema China dan film-film internasional berkualitas tinggi untuk menyemarakkan industri ini.

Pewarta: Xinhua
Editor: Santoso
Copyright © ANTARA 2024