...kota yang baik adalah kota yang ramah pejalan kaki, kota yang ramah terhadap penyandang disabilitas, kota yang ramah terhadap pesepeda, ...

Jakarta (ANTARA) - Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) mengatakan bahwa konsep kota masa depan harus ramah lingkungan dan nyaman dihuni (liveable).

Konsep tersebut dia jelaskan untuk memperbaiki kekeliruan pandangan masyarakat bahwa kota masa depan itu berarti banyak gedung pencakar langit atau bangunan beton.

“Menurut saya, dan sekarang ini sudah mulai ada sebuah paradigma baru, kota yang baik adalah kota yang ramah pejalan kaki, kota yang ramah terhadap penyandang disabilitas, kota yang ramah terhadap pesepeda, kota yang ramah terhadap anak dan perempuan,” kata Presiden ketika membuka Rakernas XVII Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (Apeksi) 2024 di Balikpapan, Kalimantan Timur, Selasa.

Untuk mendukung kehijauan kota, Presiden mengusulkan penggunaan paving grass daripada paving block, serta penanaman pohon di sepanjang jalur pedestrian.

Dengan kondisi negara tropis seperti Indonesia, kata Presiden, jalur pedestrian yang kurang pepohonan sebagai peneduh membuat warga perkotaan enggan berjalan kaki.

“Dan Balikpapan termasuk salah satu kota yang saya senangi karena kehijauannya sangat baik. Surabaya juga saya kira, (kota-kota) yang lain saya tunggu,” tutur Presiden Jokowi.

Dia pun menjelaskan bahwa konsep kota masa depan itu lah yang dijadikan dasar pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN), yang ditargetkan menjadi ibu kota terhijau di dunia berkonsep nusarimba.

Konsep kota masa depan disebutnya juga harus memiliki hutan kota, alun-alun, dan taman yang luas.

“Kalau sebuah kota sudah terlanjur isinya gedung dan beton ya memang harus mencarikan, artinya harus me-redesign lagi kotanya. Mungkin dengan memangkas beberapa gedung, dibeli, dipangkas, kemudian dijadikan taman kota. Tidak ada jalan lain kalau sudah terlanjur.

Sekali lagi kota masa depan yang diidamkan adalah kota yang green city, smart city, creative city, yang liveable dan lovable,” kata Presiden Jokowi.

Pewarta: Yashinta Difa Pramudyani
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2024