Meski suami tidak ikut mengandung, harus memastikan bahwa penyediaan kebutuhan gizi cukup untuk ibu hamil atau istrinyaJakarta (ANTARA) - Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengimbau suami turut mengantarkan istrinya saat menimbang anak ke pos pelayanan terpadu (posyandu).
“Saya anjurkan suami ikut mengantar (istri) agar tahu kondisi bayi yang ada di dalam rahim istrinya, karena dengan ikut mengambil bagian, maka ketika ada kebutuhan-kebutuhan untuk intervensi, kalau memang masih diperlukan, itu suami juga ikut bertanggung jawab langsung,” ujar Muhadjir usai meninjau pelaksanaan pengukuran dan intervensi serentak penurunan stunting di Posyandu Villa Taman Kartini, Kelurahan Margahayu, Kota Bekasi, Senin.
Ia juga menegaskan, meski suami tidak ikut mengandung, harus memastikan bahwa penyediaan kebutuhan gizi cukup untuk ibu hamil atau istrinya.
“Istri yang sedang hamil maupun anaknya nanti waktu lahir itu menjadi tanggung jawab suami, dan suami tidak boleh apatis, tidak boleh masa bodoh terhadap keadaan istrinya, terutama ketika istrinya sedang mengandung, hamil, dan sedang menyusui,” ucapnya.
Ia juga menekankan bahwa saat ini alat pengukur berat dan tinggi badan (antropometri) yang akurat telah didistribusikan di seluruh puskesmas.
“Saat ini di posyandu sudah ada antropometri, alat pengukur berat dan tinggi badan sudah seragam, sehingga tidak ada lagi alasan bahwa pengukurannya berbeda. Di samping itu, di setiap puskesmas juga sudah ada ultrasonografi (USG), sehingga ibu-ibu sekarang paling tidak sebulan sekali bisa memeriksakan kandungan, janin yang ada di dalam rahimnya itu secara gratis,” tuturnya.
Menko Muhadjir juga mengapresiasi Posyandu Villa Taman Kartini di Kelurahan Margahayu, Kota Bekasi yang telah melakukan pengukuran balita 100 persen.
“Semua anak balita sudah terjangkau oleh pengukuran dan penimbangan, termasuk intervensinya, ini contoh yang bagus di Kelurahan Margahayu, seandainya seluruh posyandu di Indonesia menjalankan seperti yang dilakukan di sini, saya yakin stunting bisa kita turunkan secara drastis, bahkan di bawah 14 persen,” paparnya.
Sementara itu, Ketua Posyandu Villa Taman Kartini Bekasi, Tri Ambarwati mengemukakan bahwa hingga Juni 2024 ada 82 balita, dua calon pengantin, tiga ibu hamil, tiga balita kurang gizi, dan satu anak stunting yang diintervensi.
"Khusus hari ini yang datang ada 53 balita, lainnya itu kita sweeping (susur) untuk diukur dan diberikan makanan tambahan," ujarnya.
Ia juga menyampaikan salah satu inovasi yang dilakukan Posyandu Vitaka yakni Mak Banting atau Makanan Bergizi Atasi Stunting.
Baca juga: Wamenkes: Penimbangan massal di posyandu efektif identifikasi stunting
Baca juga: Tinjau posyandu di Bekasi, Menko PMK: Kunci penurunan stunting di ibu
Baca juga: Kemenko PMK masifkan penimbangan balita serentak turunkan stunting
Baca juga: Wamenkes: Penimbangan massal di posyandu efektif identifikasi stunting
Baca juga: Tinjau posyandu di Bekasi, Menko PMK: Kunci penurunan stunting di ibu
Baca juga: Kemenko PMK masifkan penimbangan balita serentak turunkan stunting
Pewarta: Lintang Budiyanti Prameswari
Editor: Nurul Hayat
Copyright © ANTARA 2024