Palangka Raya (ANTARA) - Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Palangkaraya (Fisipol UMPR), Provinsi Kalimantan Tengah, dan Lembaga Sensor Film (LSF) Republik Indonesia menjalin kerja sama dalam rangka menyosialisasikan gerakan nasional sensor mandiri.
"Secara umum kerja sama ini guna menyukseskan penerapan merdeka belajar di era kampus merdeka dalam perfilman, penyensoran dan gerakan nasional budaya sensor mandiri," kata Dekan Fisipol UMPR Dr Irwani di Palangkaraya, Senin.
Naskah kerja sama yang ditandatangani Dekan Fisipol UMPR dan Ketua Lembaga Sensor Film republik Indonesia Rommy Fibri Hardiyanto berlaku selama tiga tahun mendatang.
Secara khusus ada delapan ruang lingkup pada kerja sama antara Fisipol UMPR dan LSF, di antaranya terkait penelitian dan pertukaran informasi terkait perfilman, penyensoran dan gerakan nasional budaya sensor mandiri.
Baca juga: LSF berencana ciptakan AI untuk kontrol tontonan anak
Baca juga: LSF anjurkan orang tua gunakan fitur kontrol tontonan anak
Kemudian juga terkait pengabdian masyarakat di daerah pelaksanaan program desa sensor mandiri, penempatan magang bagi mahasiswa, dan pelaksanaan kuliah umum, seminar, workshop, webinar dan kerja sama lainnya.
Penandatanganan kerja sama ini dilaksanakan di sela acara pelantikan pengurus Asosiasi Pendidikan Ilmu Komunikasi Perguruan Tinggi Muhammadiyah Aisyiyah (APIK PTMA) di Bandung akhir Mei lalu.
Kepala Program studi Magister Administrasi Negara, Fisipol UMPR Dr Aquarini mengatakan peran penting Ilmu Komunikasi dalam kolaborasi pembuat film dan lembaga sensor memainkan peran krusial. Terutama dalam menjalin kolaborasi yang produktif antara pembuat film dan lembaga sensor.
“Ilmu Komunikasi berperan penting dalam menciptakan kolaborasi yang produktif antara pembuat film dan lembaga sensor, memastikan bahwa film yang dihasilkan tidak hanya menghibur tetapi juga sesuai dengan standar etika dan budaya yang berlaku,” ujarnya.
Kolaborasi ini menjadi kunci untuk menghasilkan karya film yang tidak hanya menghibur, tetapi juga sesuai dengan standar etika dan budaya yang berlaku di masyarakat.
Pentingnya ilmu komunikasi dalam kolaborasi ini semakin ditekankan dalam era globalisasi saat ini, di mana film dapat dengan mudah diakses oleh masyarakat luas.
Dengan semakin beragamnya konten film yang beredar, peran lembaga sensor dan kolaborasi mereka dengan pembuat film melalui Ilmu Komunikasi menjadi semakin penting untuk memastikan bahwa film yang ditayangkan di masyarakat memiliki nilai edukasi dan positif.
Di sisi lain, terkait acara pelantikan pengurus APIK PTMA, Aquarini berharap Prodi Ilmu Komunikasi dapat berkembang dengan baik di lingkungan PTMA.
“Dari perwakilan Kalimantan Tengah, saya sendiri, dan berharap ke depan dengan dilantiknya pengurus APIK PTMA ini, Ilmu Komunikasi diharapkan bisa berkembang dengan baik di Perguruan Tinggi Muhammadiyah,” katanya.*
Baca juga: Fisipol UMPR perkuat keilmuan mahasiswa lewat kuliah kepakaran
Baca juga: UMPR-Pemkot Palangka Raya kerja sama peningkatan komunikasi mahasiswa
Pewarta: Rendhik Andika
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2024